Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Mengunjungi Lorong Buangkok, Kampung Terakhir di Singapura

Kontras dengan Singapura yang gemerlap, di Lorong Buangkok, jalanan masih berupa tanah, ayam berkeliaran, dan pepohonan khas kampung di pekarangan. Seorang warga keturunan Bawean jadi sosok yang dituakan. FOLLY AKBAR, Singapura --- MAK Cik Ayu, demikian dia dipanggil, tengah mengaduk-aduk bubur lambuk saat Jawa Pos singgah di kediamannya pada Selasa siang lalu itu. Membuat bubur yang memiliki warna kekuningan dan bercampur potongan sayuran kecil-kecil Itulah tradisi warga muslim Melayu di Lorong Buangkok, Singapura, setiap Ramadan. ”Bubur ini hanya dibuat di bulan puasa. Saya buat banyak untuk bagi-bagi ke warga,” ujarnya. Di Lorong Buangkok, lanjut dia, berbagi masakan atau apa pun yang dimiliki kepada tetangga merupakan hal biasa. Layaknya tradisi yang banyak ditemui di daerah bangsa Melayu seperti Indonesia. Sebuah tradisi, yang kata dia, hampir tidak ada lagi di Singapura. Kampung Lorong Buangkok memang satu-satunya kampung atau desa dengan akar budaya Melay

Melihat Aksi Trump dan Jong Un KW Sihir Warga Singapura

Kemunculan dua tokoh gadungan Donald Trump dan Kim Jong-un berhasil mencuri perhatian publik. Ingin tampilkan wajah politik yang menyeramkan dan kaku menjadi lebih seru dan lucu. Folly Akbar, Singapura --- RATUSAN orang terlihat berkumpul dan berbaris saling berdesakan di Bugis Junction Mall, Singapura, kemarin (10/6). Penasaran, Jawa Pos pun berupaya menyelinap di tengah kerumunan. Ternyata, mereka tengah menonton dua sosok yang terlihat familier sedang beraksi di depan spanduk bertulisan The Real Trump Kim Summit. Dua sosok itu mirip Donald Trump dan Kim Jong-un. Sekilas nyaris tidak ada bedanya Namun, mereka sebetulnya hanya impersonator atau peniru. Adalah Howard X yang ada di balik Kim Jong-un kw dan Dennis Alan di balik Donald Trump kw. Keduanya terlihat sangat telaten menanggapi permintaan wefie pengunjung. Ada saatnya mereka foto masing-masing dengan pengunjung, tapi tidak jarang keduanya wefie bersama. Tampak sangat sopan dan lembut. Sebagai peniru,

Bernostalgia di Sisa - Sisa Kejayaan Sinetron Legendaris ”Si Doel Anak Sekolahan”

Kamar Mandi dan Sumur menjadi saksi yang tersisa. Warung dan opelet memang tak ada lagi. Tapi, di bagian belakang rumah Babeh Sabeni masih banyak jejak Si Doel Anak Sekolahan yang tersisa. Masih laris jadi sasaran orang berswafoto, termasuk yang datang dari luar Jawa. FOLLY AKBAR, Jakarta --- TAK ada lagi Warung Mak Nyak. Tempat si opelet tua biasa di parkir. Tempat Mandra dan Karyo biasa beradu mulut tiap pagi sebelum narik. Kini berganti jadi saung kecil. Rumah Babeh Sabeni (Benyamin S.) pun telah berubah. Sebagian telah rata dengan tanah. Sisanya direnovasi dan digabung dengan rumah kontrakan Karyo di sebelahnya. Halaman rumah yang dulu terlihat luas dengan banyak pohon yang tertanam di depannya juga berganti wajah. Kini kondisinya jauh lebih sempit. Namun, masih cukup rindang meski latar telah berganti batako dari semula tanah. Bahkan, bagi mereka yang besar bersama Si Doel Anak Sekolahan, berbagai perubahan itu bakal membuat setting utama sinetron le