Langsung ke konten utama

Lepas 797 Wisudawan, Musa Asyarie Berpesan Dua Hal

lpmarena.com, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melepas 797 wisudawan  dan wisudawati dari tingkat diploma, sarjana, magister, hingga doktoral pada prosesi Wisuda Periode II tahun pelajaran 2013/2014. Acara yang digelar di Gedung Multi Purpose UIN tersebut akan berlangsung dua tahap, yakni sabtu (05/04) dan Minggu (06/04).

Dalam prosesi wisuda tahap pertama Sabtu (05/04), Rektor UIN Sunan Kalijaga mengingatkan para wisudawan untuk memegang teguh integritas dan profesionalitas. “Kalau dua ini kalian punyai, Tuhan yang akan selalu memberkati,” ujar Musa dalam sambutan.

Lebih lanjut Musa menjelaskan, integritas diperlukan dalam menghadapi kehidupan yang semakin dikuasai uang. Menurutnya, meskipun uang menentukan, tapi bukan segala-galanya.
“Jagalah integritas, atau dalam bahasa Al-Quran-nya Iman. Adek-adek harus menjadi orang-orang yang dapat dipercaya. Karena salah satu problem terbesar di negeri ini adalah integritas. Jika Kalian tidak punya integritas akan menjadi beban bangsa ini,” ujar Musa.

Adapun profesionalitas, menurut Musa dibutuhkan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. “Jadilah sarjana yang berorientas pada penyelesaian masalah. Jadi kalau anda punya integritas tapi gak punya pengetahuan, bagaimana bisa menyelesaikan masalah?,“ ungkap Musa menegaskan.

Dengan dilepasnya 797 wisudawan pada periode ini, berarti UIN yang dulunya bernama IAIN telah meluluskan sejumlah 43.283 mahasiswa. (Folly Akbar)

Berita ini dimuat di lpmarena.com edisi 5 April 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً ...

Musikalisasi Lutung kasarung :Dikemas Modern, Relevan dengan Generasi Kekinian

  Musikalisasi Lutung Kasarung membuktikan bahwa sentuhan modernisasi dapat membuat cerita rakyat tetap relevan dan dinikmati lintas generasi. LUTUNG Kasarung adalah satu dari sekian kisah klasik yang kerap ditampilkan dalam pentas musikal. Namun, kolaborasi Indonesia Kaya-EKI Dance Company memiliki perspektif yang lebih modern. Musikalisasi Lutung Kasarung yang dipentaskan di Galeri Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta itu menyuguhkan kisah legendaris dengan sentuhan lebih segar. Konsepnya dapat memikat generasi muda tanpa meninggalkan akar budaya dan pesan moral. Mengambil latar Kerajaan Pasir Batang, pertunjukan itu mengisahkan seekor monyet ajaib yang menolong Putri Purbasari. Alur klasik itu berkelindan dengan properti canggih di panggung. Salah satunya kehadiran layar LED yang membangun nuansa hutan rimbun, istana, dan dinamika suasana lewat teknologi proyeksi visual. Musik pun begitu. Bebunyian khas Sunda dan musik lain berpadu harmonis dengan irama elektronik serta o...