Langsung ke konten utama

Sop Ayam Pak Min Klaten Cabang Rawa Belong dan Hari Sakral

Sop Pak Min Klaten

Setelah meninggalkan Yogyakarta pada Maret 2015 lalu, Sop Ayam Pak Min Klaten tak pernah lagi menggoyang lidah saya. Maklum, sebagai pendatang di Ibu Kota, tak mudah menemukan lokasinya di Jakarta. Atau lebih tepatnya, belum sempat memburunya.

Siang tadi (20/1), tanpa sengaja, di tengah pencarian menu makan siang di daerah Rawa Belong Jakarta Barat, tempat makan dengan spanduk khas berwarna hijau, yang sudah tiga tahun tak ditemui itu terlihat.

Agak terkejut memang. Pasalnya, hampir tiap hari lewat, baru kali ini melihatnya. Lokasinya tak jauh dari Kampus Binus Rawa Belong. Usut punya usut, warung Sop Pak Min di Rawa Belong itu rupanya masih baru.

Tanpa ragu, motor pun saya belokkan. Parkir, dan memesan dua porsi, es jeruk, teh hangat, dan beberapa lauk penunjang seperti sate usus dan perkedel. Rasanya seperti menunaikan kerinduan yang lama terpendam.

Oh ya, bicara soal Sop Ayam Pak Min Klaten, dia punya sejarah sendiri buat hidup saya. Lima tahun tinggal di Jogja, baru satu tahun terakhir saja saya berani mencobanya. Cabang yang biasa saya satroni ada di Jalan Mataram. Tak jauh dari tepi sungai Code. Ternyata rasanya enak.

Bukan apa-apa, porsinya yang sedikit membuat mahasiswa kere seperti saya berfikir panjang untuk pesan saat itu. Prinsip saya dalam memilih makan kala itu, banyak dan murah. Soal rasa, itu urusan belakangan.

Seingat saya dulu, satu porsi sop plus teh manis dan tempe kala itu (tahun 2014) seharga 12 ribu. Harga yang cukup mahal untuk saya yang hanya mendapat uang saku 350 ribu satu bulan. Uang segitu setara dengan 29 porsi sop ayam pak min. Dengan kebutuhan dua kali makan dalam, jelas ga cukup untuk memilih makanan sedikit mahal.

Alhasil, menyantap Sop Pak Min hanya dilakukan di hari "sakral". Biasanya, jika ada artikel saya yang tembus di media massa, barulah saya menyantap menu ini. Selain menu tongseng di perempatan Tajem, Sleman.

Dan hari ini, momen pertama melahap Sop Ayam Pak Min di Jakarta tak kalah sakralnya. Sebab, ada orang spesial yang menemani.

Soal rasa, Sop Pak Min Klaten cabang Rawa Belong ini masih sama. Sama mantapnya. Apalagi, sekarang, saya bisa pesan menu dengan lebih banyak dari zaman kuliah dulu. hehe Sekian!

Komentar

Juliana Kho mengatakan…
Thank you for your information, please visit:
http://129.121.18.5/

Postingan populer dari blog ini

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً ...

Musikalisasi Lutung kasarung :Dikemas Modern, Relevan dengan Generasi Kekinian

  Musikalisasi Lutung Kasarung membuktikan bahwa sentuhan modernisasi dapat membuat cerita rakyat tetap relevan dan dinikmati lintas generasi. LUTUNG Kasarung adalah satu dari sekian kisah klasik yang kerap ditampilkan dalam pentas musikal. Namun, kolaborasi Indonesia Kaya-EKI Dance Company memiliki perspektif yang lebih modern. Musikalisasi Lutung Kasarung yang dipentaskan di Galeri Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta itu menyuguhkan kisah legendaris dengan sentuhan lebih segar. Konsepnya dapat memikat generasi muda tanpa meninggalkan akar budaya dan pesan moral. Mengambil latar Kerajaan Pasir Batang, pertunjukan itu mengisahkan seekor monyet ajaib yang menolong Putri Purbasari. Alur klasik itu berkelindan dengan properti canggih di panggung. Salah satunya kehadiran layar LED yang membangun nuansa hutan rimbun, istana, dan dinamika suasana lewat teknologi proyeksi visual. Musik pun begitu. Bebunyian khas Sunda dan musik lain berpadu harmonis dengan irama elektronik serta o...