| Foto Jawa Pos |
Tugas menangani ibu-ibu dan anak-anak yang mungkin diembannya di kabinet selaras dengan berbagai aktivitas sosial Veronica Tan. Mulai yayasan kanker sampai yayasan yang memberdayakan anak-anak.
FOLLY AKBAR,
Jakarta
KALAU ikut
dipanggilnya Veronica Tan ke kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto
sebagai salah satu calon menteri bisa dianggap mengejutkan.
Kejutan itu
patut diberi tanda kutip. Ada dua alasan kenapa setidaknya.
Pertama,
dalam berbagai daftar calon menteri yang beredar secara klandestin di beragam
platform, nama istri mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
itu memang tak pernah tersebut. Perempuan kelahiran Medan, 4 Desember 1977, itu
juga bukan seorang kader partai.
Tapi, di
sisi lain, dan ini jadi alasan kedua, meski bukan kader partai dan tak pernah
masuk bursa, ibu tiga anak tersebut sebenarnya punya modal latar belakang yang
membuat Prabowo memanggilnya pada Senin (14/10) lalu. Selama mendampingi Ahok
sebagai istri gubernur, Veronica aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Dia
pernah menjabat ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang DKI Jakarta dan ketua Tim
Penggerak PKK Jakarta.
Veronica
juga aktif dalam isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan perempuan dan
anak. Salah satunya mendirikan Yayasan Waroeng Imaji. Sebuah lembaga yang
bergerak di bidang pemberdayaan anak-anak.
Latar
belakang itu selaras jika kelak dia ditugasi menjadi menteri yang, seperti
disampaikannya setelah bertemu Prabowo, diminta untuk mengurus kesejahteraan
ibu dan anak.
”Ya, beliau
bersama-sama kita membantu untuk masyarakat, ibu-ibu, anak-anak. Saya bilang,
siap Pak,” kata Vero, sapaan akrabnya.
Ragam Kegiatan Sosial
Vero menikah
dengan Ahok pada 6 September 1997. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai
tiga anak: Nicholas Sean Purnama, Nathania Berniece Zhong, dan Daud Albeenner
Purnama.
Mengutip
Antara, setelah bercerai pada awal 2018, Vero mulai terjun ke dunia bisnis. Dia
mengelola usaha daging sapi impor bernama Alpha Agro Indonesia.
Vero
menempuh pendidikan di Jurusan Arsitektur Universitas Pelita Harapan, Jakarta.
Namun, tugas dan kariernya lebih banyak berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
Salah satu
dedikasinya yang menonjol adalah melalui Yayasan Waroeng Imaji, sebuah
inisiatif yang dia dirikan untuk mendukung anak-anak yang tinggal di rumah
susun di Jakarta.
Pada 2017,
misalnya, dia mengajak 200 anak dari rusun di Jakarta untuk tampil dalam operet
berjudul Aku Anak Rusun - Selendang Arimbi. Itu bagian dari upayanya mendorong
impian anak-anak tersebut dalam seni teater, musik, dan pertunjukan.
Dia sempat
menjalankan usaha produksi alat PCR untuk mendeteksi Covid-19 yang bekerja sama
dengan Kalgen Innolab. Vero juga memiliki start-up Love Care. Platform yang
menyediakan kebutuhan keluarga dan anak. Yakni, jasa perawat, caregiver, dan
babysitter untuk lansia dan anak-anak.
Lewat
Yayasan Waroeng Imaji, Vero turut aktif menggalang dana. Juga, mempromosikan
berbagai upaya pelayanan anak-anak, seperti program pendidikan, kesehatan,
serta kreativitas.
Hak
Prerogatif Presiden
Jawa Pos
telah berupaya menghubungi lembaga yang berkaitan dengan Vero. Namun, sampai
dengan kemarin belum ada tanggapan.
Setelah
menemui Prabowo, Vero juga menolak menyampaikan lebih detail apa yang akan
menjadi tugasnya di kabinet baru yang rencananya diumumkan sehari setelah
pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (21/10). Dia meminta semua
pihak menunggu pengumuman resmi.
”Semoga saya
bisa melayani masyarakat untuk ke depannya,’’ ungkap dia.
Sementara
itu, Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga tidak berbicara banyak
terkait pemilihan Vero. Dia menyebut pemilihan semua calon menteri sudah
melalui pertimbangan matang. ’’Itu hak prerogatif presiden,’’ ungkapnya. (*/c6/ttg)
x
Komentar