Peradaban manusia
selalu bergerak menuju sesuatu yang baru. Meminjam pemikiran Karl Marx dalam Materealisme
Dialektika Historis, peradaban manusia diawali dari era primitif,
perbudakan, feodalisme, kapitalisme(modern) dan sosialisme. Dan massa kita
hidup saat ini berada dalam fase kapitalisme yang ditandai dengan dunia modern.
Dalam setiap masanya,
manusia memiliki peralatan(alat produksi) tersendiri sebagai tolak ukur tingkat
kemajuan zaman. Jika di era primitif manusia menggunakan batu, lalu di era
perbudakan dan feodalisme sudah ada logam, di era modern ini manusia sudah menggunakan
teknologi.
Pemaparan diatas
hanyalah sebuah analogi untuk memudahkan pemahaman kita dalam menggambarkan
betapa dinamisnya peradaban manusia. Tapi yang akan menjadi pembahasan kita
pada kesempatan kali ini adalah lahirnya era cyber yang kini telah
merasuki seluruh penjuru dunia.
Dalam sebuah khutbah
idul adha beberapa hari lalu, Dr. Busyro Muqaddas mengungkapkan sebuah fakta
yang sangat mencengangkan. Di negara berkembang seperti indonesia, jumlah
Handphone yang tersebar dimasyarakat telah mencapai angka 250,1 juta. Padahal,
jumlah penduduk indonesia berkisar diangka 235 juta. Itu artinya mayoritas
penduduk indonesia sudah tidak asing lagi dengan Handphone yang merupakan salah
satu produk dari dunia cyber.
Dalam teknologi
cyber, ada tiga komponen yang memiliki peran sgnifikan yakni informasi
(information), komunikasi (communication) dan teknologi (technology). Sebagai
gambaran saja, teknologi seperti ponsel, laptop, tablet, komputer, internet
bahkan robot merupakan bentuk dari penciptaan dari ketiga komponen tersebut.
Dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan manusia dalam era modern ini. Tanpa
semua itu, aktivitas bisa saja terhambat dan berjalan lambat. Teknologi,
informasi maupun komunkasi adalah cara baru untuk menempuh pekerjaan agar bisa
lebih cepat, mudah dan praktis.
Untuk memperjelas, penulsi akan mengupas satu
persatu ketiga komponen tersebut. Pertama adalah Information
atau dalam bahasa indonesia di kenal dengan kata informasi bisa diartikan
sebagai kabar atau pesan yang di berikan oleh pemberi informasi yang bertujuan
untuk berbagi data yang telah di proses sebelumnya. Sementara itu salah satu
ilmuwan barat yakni GORDON B. DAVIS mendefinisikan infomasi sebagai data yang
telah di proses ayau di olah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk
penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya, atau di pahami dalam
tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya.
Melihat reaalitas saat ini, informasi sangat mudah
kita jumpai, terutama di dunia cyber. Beragam informasi sangat mudah ditemukan
hanya dengan “sentuhan jari” saja. Dengan mengetikkan kata kuncinya saja, kita
bisa menemukan informasi hingga semilyran. Siapa lagi kalau bukan melewati
google, mesin pencari canggih yang mampu menangkap miliyaran informasi sekecil
apapun. Mesin pencarian yang mengandalkan kecepatan, update dan keakuratan
informasi.
Dalam era globalisasi
dan kapitalisasi ini, informasi memiliki peran yang vital bagi masyarakat.
Tertinggal informasi berarti tertinggal segala-galanya. Dengan dukungan alat
komunikasi yang semakin canggih, kini kecepatan penyebaran informasi bisa tergapai
dalam hitungan detik saja.
Selajutnya yang kedua adalah Communication
atau dalam bahasa indonesia di kenal dengan istilah komunikasi diartikan
sebagai sebuah proses penyampain pesan yang di lakukan komunikator(pembawa
pesan) terhadap komunikan(objek atau sasaran pesan). Sementara itu salah
seorang ilmuwan barat, yakni KARFRIED KNAPP mendefinisikan komunikasi sebagai
sebuah interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik,
misalkan simbol verbal(kata-kata) dan non-verbal. Dan sistem ini dapat di
sosialisasikan secara langsung(tatap muka) atau melalui bantuan media(tulisan,
visual dan oral).
Komunikasi
merupakan aktivitas vital manusia. Bahkan menurut plato, komunikasi adalah
kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan manusia. untuk memnuhi segala
kebutuhanya, manusia membutuhkan manusia lain. dan dalam upaya berinteraksi
denga manusia lain inilah dibutuhkan sebuah proses komunikasi.
Awalnya
komunikasi hanya bisa dilakukan secara langsung saja (lisan), tetapi kini
dengan adanya teknologi atau media, dengan mudah manusia menyampaikan tidak
harus bertatap muka langsung. Hadirnya teknologi seperti handphone atau
internet, berkomunikasi lewat suara, message (pesan) ataupun chat yang biasa
tersedia di ruang jejaring sosial, email relatif cepat, murah dan mudah (tidak
repot). Tidak ada celah untuk beralasan untuk tidak bisa berkomunikasi, lantas
teknologi yang sedemikian canggih bisa dimanfaatkan secara baik untuk membantu
manusia dalam berkomunikasi.
Dan yang ketiga adalah Technology,
atau dalam bahasa indonesia di kenal dengan kata teknologi diartikan sebagai
sebuah ilmu pasti atau ilmu terapan yang merupakan hasil dari sebuah rekayasa
yang di wujudkan dalam bentuk karya cipta manusia yang di dasarkan pada
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
Lahirnya teknologi
menandai lahirnya sebuah peradaban baru manusia. Setelah berjuta tahun berbagai
dinamika peradaban berlangsung mulai dari primitife, feodal, tradisional hingga
akhirnya lahir sebuah era modern yang kini kita rasakan. Teknologi hadir untuk
mempermudah kegiatan manusia.
Di dalam era modern ini, teknologi memiliki
peranan penting, punahnya alat-alat tradisional memaksa kita untuk menjamah
perangkat teknologi yang canggih, mudah dan efisien. Bahkan untuk menggambarkan
betapa bergantungnya manusia akan teknologi, kita bisa meminjam
istilah”Bagaikan Siang Tanpa Matahari” yakni gelap.
Apa
itu IT, ICT dan ICCT?
seiring berjalanya waktu,
dinamika atau pergerakan yang dilakukan ilmuwan terus berkembang. Sehingga
ketiga komponen yang sudah dipaparkan sebulumnya itu tidak berjalan sendiri,
melainkan mulai “jalan bersama” atau berkaloborasi menuju sebuah
terobosan-terobosan baru yang semakin canggih. Dan dalam pemaparan selanjutnya
akan saya bahas satu persatu dari beberapa kaloborasi yang telah hadir
tersebut.
Secara bahasa Information teknologi(IT) atau dalam
bahasa indonesia dikenal dengan bahasa teknologi informasi merupakan perpaduan
dari kata teknologi dan informasi. Secara singkat bisa di artikan sebagai
informasi yang di teknologikan, maksudnya penyampaian informasi menggunakan
teknologi. Tapi untuk lebih jelasnya, berdasarkan Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Elektronik, Information teknologi(IT) di definisikan sebagai suatu
teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan,
menganalisa dan menyebarkan informasi.
Definisi yang tidak jauh berbeda juga di ungkapkan
Y.MARYONO & B. PATMI ISTIANA:2005. Menurut mereka IT adalah tata cara atau
sistem yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan informasi atau pesan.
Lebih lanjut, IT juga bisa di definisikan sebagai pemanfaatan perangkat
komputer sebagai alat untuk memproses, menyajikan, serta mengelola data dan
informasi dengan berbasis pada peralatan komunikasi.
Sedangkan
Information and
communication technologies(ICT), yang di dalam bahasa indonesia di kenal denga
istilah Teknologi informasi dan komunikasi(TIK) merupakan payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis dalam upaya memproses dan
menyampaikan sebuah informasi. Ada tiga aspek penting yang terkandung dalam ICT
yakni teknologi komunikasi, muatan informasi dan teknologi komputer.
Istilah ICT sendiri muncul pada pertengahan abad
ke-20. Hal itu terjadi pasca adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik
perangkat lunak maupun perangkat keras) dengan teknologi komunikasi. Perpaduan
kedua teknologi tersebut telah berkembang dengan sangat pesat dan melampaui
bidang teknologi lainya. Dan hingga saat ini, ICT masih terus mengalami
berbagai perubahan.
Adapun Information
Collaboration Communication Technologies(ICCT) merupakan gabungan dari
komponen-komponen yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Belum banyak informasi
yang menjelaskan makna dari ICCT, hal ini di karenakan belum begitu populernya
ICCT, khususnya di Indonesia. Dari kesimpulan yang didapat dari
Wikipedia.com, ICCT adalah bentuk komputasi awan yang saling berhubungan
membentuk suatu jaringan yang terhubung dengan internet.
Diluar itu semua, munculnya ICCT merupakan jawaban
atas kegelisahan manusia yang menginginkan dunia terus maju dan berkembang.
Mari kita sambut era ICCT, dengan memperkuat pondasinya terlebih dahulu yakni
IT dan ICT.
Dalam
sejarahnya, perkembangan teknologi tidak semerta-merta terbentuk, tetapi
melalui proses yang panjang. Penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada
tahun 1875 membuka cakrawala untuk menuju pengembangan jejaring komunikasi
teknologi. Awalnya masih menggunakan kabel sebagai distributornya, kemudian
muncul pengetahuan baru tentang transmisi atau gelombang. Sekitar tahun
1910-1920 muncul radio dengan mengandalkan transmisi berupa suara yang dikenal
sebagai perangkat elektronik. Berkembang pesat, tak hanya audio, hadirnya
televisi mampu menangkap sinyal berupa audo dan video (audiovisual). Teknologi
komputer pun terus mengalami perkembangan, dulu untuk satu perangkat komputer
saja luar biasa besarnya. Coba lihat dengan keadaan saat ini, komputer bahkan
sudah bisa di bawa ke mana-mana dengan model yang simple dan elegan. Secara
tidak sengaja, pertempuran teknologi antar negara pada zaman dulu (antara Rusia
dan Amerika Serikat) memberikan dampak positif dalam perkembangan dunia
perteknologian. Jalannya perkembangan begitu pesat, para ahli memodifikasi dan
mendesain ulang teknologi demi kebutuhan pasar manusia.
GOOGLE, RAJA PENGETAHUAN
Perkembangan
teknologi yang begitu cepat telah menciptakan fenomena-fenomena baru yang
secara kasat mata bisa dikatakan tidak rasional. Tapi apa mau dikata, itu fakta
riil yang tidak bisa kita tolak. Dalam hal pengetahuan, kita semua mengakui
jika google adalah “makhluk” yang terpandai. Mulai dari benda
sebesar gunung, hingga makhluk terkecil seperti kuman, perusahaan internet asal
Amerika Serikat tersebut siap memberikan pengetahuanya kepada manusia.
Pertanyaanya, adakah manusia yang memiliki wawasan melebihi google?
Sedikit Mencari asal
mula google, pertama kali google diperkenalkan oleh Sergey Brin dan
Larry Page pada tanggal 4 September 1988 silam ketika mereka masih duduk di
bangku kuliah, Universitas Stanford. Untuk mengembangkannya, google telah
menyediakan fitur dan berbagai layanan seperti email (sebut saja:gmail.com),
periklanan ppc, android, sistem operasi, jejaring sosial, blog hingga aplikasi
google chrome yang menjadi alat bantu untuk mensearching alamat web tertentu.
Saat ini, terdapat miliyaran informasi yang bisa didapat di google.
Dalam
berbagai kesempatan, kita selalu menginginkan mbah google memberikan
apapun informasi yang hendak kita butuhkan. Dan sebagai konsekuensinya, kita
harus merelakan segala informasi yang kita miliki untuk orang lain, tak terkecuali
hal-hal yang bersifat privasi. Bagaimana tidak? segala produk dan layanan yang
akan kita gunaka selalu menuntut data pribadi kita mulai dari gmail,
youtube, blogger hingga jejaring social google+.
Kita
semua sepakat jika ibu merupakan sosok yang lebih dulu kita kenal. Selain
karena dia yang melahirkan kita, sosok itu juga yang selalu menemani kita
tumbuh menjadi dewasa. Tapi apakah ibu layak dikatakan sebagai makhluk yang
paling tahu tentang kita? Mungkin hal itu benar, jika konteksnya saat kita
belum mengenal internet. Tapi setelah berinteraksi dengan dunia maya, dalam
kurun waktu setahun saja, google akan jauh lebih mengenal kita dibanding ibu
yang telah merawat kita sejak kandungan.
Paradigma
diatas terjadi akibat perilaku manusia yang kurang proporsional dalam berbagi
informasi pribadi di dunia maya. Harus di akui, jika selama ini kita lebih suka
bercerita atau berbagi rasa dengan dunia maya dibandingkan ibu kita sendiri.
Mungkin karena ibu kita tidak sepandai google dalam memberikan solusi atas
permasalahan kita? Atau karena kebodohan kita yang menTUHANkan trend sehingga
tidak sadar akan hegemoni tersebut?
Jika kita
menyadari, kondisi tersebut memiliki potensi untuk membahayakan pribadi kita
secara tiba-tiba. Dengan kelengkapan data yang mereka miliki, banyak hal yang
bisa mereka lakukan terhadap kita. Terlebih kita tidak pernah mengetahui secara
pasti dimana posisi data privasi yang kita berikan.
Untuk
menghindari hal-hal negatif yang tidak pernah kita harapkan, ada baiknya jika kita
tidak memberikan data pribadi secara detail di dunia maya. Karena kita tidak
pernah mengetahui, apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sebodoh
apapun ibu kita, dia tidak akan pernah tega untuk mencelakakan kita. Tapi
sebaliknya, seprofesional apapun google, mereka tetaplah “makhluk” yang
terlahir atas kepentingan. Dan kepentingan akan selalu berevolusi sesuai zaman
dan kehendak pemiliknya. Tidak ada jaminan google akan memperlakukan baik data
pribadi penggunanya secara konsisten.
Namun
disisi lain, dibalik kegagahannya itu google ternyata menuai kontroversi
terutama di negara komunis seperti Chaina dan Rusia. Pembatasan dan penyensoran
hal-hal tertentu (misal web, google dan sebagainya) yang dianggap tidak sesuai
denga ideologi mereka. Untuk e book misalnya, google dianggap telah melanggar
hak cipta karena dinggap telah menyebarluaskan informasi secara illegal tanpa
melalui verifikasi tertentu. Kecuali ada hal tertentu yang telah mendapat
persetujuan dari hak cipta terbit dan harus dipublikasikan.
Tidak
perlu jauh-jauh untuk menguak kontroversi di negara tetangga, di bangsa
Indonesia pun google masih diperdebatkan pemanfaatannya. Tidak semua hal yang
ada di google bermanfaat, ada perilaku-perilaku menyimpang yang menyimpang dan
tak sesuai dengan kepribadian bangsa. Misalkan, pelanggaran hak cipta terkait
web tertentu yang illegal memperjualbelikan asset karya milik orang lain,
memanipulasi data, isu-isu sentral seputar penyebaran pornografi hingga
kejahatan dunia maya (cyber crime).
Mudahnya untuk mendownload
aplikasi, musik, video, artikel, software yang diunduh gratis secara tidak
langsung telah melanggar hak milik orang lain. Keberadaan dan fenomena semacam
ini sangat melekat dan telah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Karena
dinilai menguntungkan dan bisa mendatangkan uang lebih bagi pengedarnya.
Software-software asli dari microsoft pun tak luput dari kejaran “mafia
cracker”, tanpa harus beli aslinya, yang palsu pun dengan “crack” saja dengan
mudahnya dibobol. Sistem keamanan yang kurang maksimal, memudahkan para hacker
untuk memanipulasi data milik akun orang lain.
Pada prinspnya, teknologi
berada dalam kondisi yang netral. So, jangan pernah menyalahkan teknologi dalam
menyikapi gejala-gejala yang ada dimasyarakat. Teknologi hanyalah barang mati,
sebuah alat atau sistem yang digerakan oleh tangan-tangan manusia. Tergantung
kemana pengguna tersebut mau mengarahkan, untuk hal positif atau untuk yang
negatif.
Sebagai manusia yang hidup
dalam naungan agama dan nilai-nilai sosial ketimuran, sudah sepatutnya
kita bijak dalam menggunakan teknologi. Karena kita tidak perlu malu untuk
mengakui jika teknologi telah banyak membantu kehidupan manusia. Think the
best and do the best.
Comments