Hidup di negara yang rawan akan bencana alam menuntut semua pihak untuk turut berperan aktif ketika ada salah satu daerah yang terkena bencana, tak terkecuali mahasiswa. Predikat yang di sandang mahasiswa sebagai “agent of changer” mengindikasikan bahwa mahasiswa dituntut perananya dalam menangani masalah-masalah sosial selain tugas utamanya yakni belajar.
Masalah sosial dalam arti luas bukan hanya melindungi masyarakat dari kebijakan para birokrasi dan pemerintah yang merugikan rakyat. Terlantarnya masyarakat yang menjadi korban bencana alam juga bisa di jadikan sebagai masalah sosial.
Ketika bencana alam melanda suatu daerah, mahasiswa harus berdiri di depan rakyat ketika pemerintah di nilai kurang cepat dalam menyelesaikan penderitaan korban pasca bencana, atau bisa di katakan mahasiswa harus siap menjadi relawan. Tentunya terlalu naif jika mahasiswa masih memikirkan kuliah ditengah penderitaan korban.
Sungguh beban moral yang sangat berat ketika mahasiswa yang dikenal senagai golongan intelektual kalah dengan golongan tua yang mayoritas berpendidikan rendah dalam hal kepedulian sosialnya. Jika ada mahasiswa yang tidak mau berpartisipasi dalam mengatasi masalah sosial (bencana alam), Bung Karno berkata “gunduli saja pemuda yang seperti itu”.
"Pernah dimuat dalam Harian Kompas rubik Kompas Kampus edisi Selasa 19 April 2011
"Pernah dimuat dalam Harian Kompas rubik Kompas Kampus edisi Selasa 19 April 2011
Comments