Langsung ke konten utama

KLB Harga Mati


Dengan lengsernya rezim Nurdin Halid ternyata tidak menyelesaikan masalah yang ada di Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia(PSSI). Rezim Djohar Arifin dan Farid Rahman yang diharapkan mampu memajukan PSSI nyatanya semakin memperkeruh situasi. Adanya dualisme liga serta mundurnya Rahmad Darmawan dari kursi pelatih timnas menjadi puncak gunung es dari kebobrokan kinerja PSSI saat ini.
Keadaan demikian hakikatnya tidak akan terjadi jika PSSI benar-benar bersih dari unsur politik. Sangatlah disayangkan, ketika masyarakat kembali melirik sepak terjang timnas Indonesia, ketika masyarakat mulai menaruh harapan kepada sepak bola Indonesia yang menunjukan talenta dan potensi yang besar, kotornya politik justru merusaknya. Apakah pantas pengurus yang sarat akan kepentingan politik dipertahankan dan dipercaya mampu menunjukan prestasi?  
Adanya wacana KLB(Konferensi Luar Biasa) yang digulirkankan Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia(KPSI) dalam Rapat Akbar Sepak Bola Negeri yang digagas Forum Pengprov PSSI di Jakarta, merupakan solusi yang tepat. Sebelum Djohar Arifin dan antek-ateknya semakin memperparah keadaan, KLB harus disegerakan demi terselamatkanya sepak bola Indonesia.
Dalam aturan dikatakan bahwa KLB boleh dilakukan jika PSSI  telah melanggar statua. Dan pada realitanya banyak statua yang dilanggar PSSI antara lain, merubah kuota dari 18 klub menjadi 24 klub, merubah liga dari LSI menjadi LPI dan mengganti pemegang otoritas liga dari PT Liga Indonesia(PT LI) menjadi Liga Prima Indonesia Sportindo(LPIS). Dan semua itu dirubah hanya dengan rapat biasa. Padahal dalam aturan, hal-hal pokok seperti itu hanya bisa dirubah ketika kongres besar.
Dalam aturan lain juga dikatakan bahwa KLB bisa dilakukan jika didukung lebih dari dua pertiga anggota PSSI atau sekitar 380 anggota. Dan faktanya, dalam Rapat Akbar Sepak Bola Negeri di Jakarta beberapa waktu yang lalu, tercatat 452 anggota mendukung dilakukanya KLB.
Disisi lain, masyarakat khususnya para pecinta sepak bola Indonesia pun tampaknya sudah muak dengan kinerja buruk yang ditunjukan rezim Djohar-Farid. Jika sudah demikian KLB adalah harga mati, tidak ada alasan bagi PSSI untuk menolak dilakukanya KLB.
Kini FKSI adalah tumpuan dan harapan para pecinta sepak bola Indonesia. Semoga itikad baik yang di gagas FKSI benar-benar mampu menyelamatkan sepak bola Indonesia dari cengkraman rezim Djohar-Farid. Lebih dari 200juta juta rakyat Indonesia rindu  menanti prestasi timnas Indonesia yang tak kunjung datang. Semoga tahun 2012 adalah tahun kebangkitan sepak bola Indonesia.
Di muat Harian Jogja dalam rubik “Suara Mahasiswa” edisi Selasa 29 Desember 2011(Tembus Ke Tujuh)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً ...

Musikalisasi Lutung kasarung :Dikemas Modern, Relevan dengan Generasi Kekinian

  Musikalisasi Lutung Kasarung membuktikan bahwa sentuhan modernisasi dapat membuat cerita rakyat tetap relevan dan dinikmati lintas generasi. LUTUNG Kasarung adalah satu dari sekian kisah klasik yang kerap ditampilkan dalam pentas musikal. Namun, kolaborasi Indonesia Kaya-EKI Dance Company memiliki perspektif yang lebih modern. Musikalisasi Lutung Kasarung yang dipentaskan di Galeri Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta itu menyuguhkan kisah legendaris dengan sentuhan lebih segar. Konsepnya dapat memikat generasi muda tanpa meninggalkan akar budaya dan pesan moral. Mengambil latar Kerajaan Pasir Batang, pertunjukan itu mengisahkan seekor monyet ajaib yang menolong Putri Purbasari. Alur klasik itu berkelindan dengan properti canggih di panggung. Salah satunya kehadiran layar LED yang membangun nuansa hutan rimbun, istana, dan dinamika suasana lewat teknologi proyeksi visual. Musik pun begitu. Bebunyian khas Sunda dan musik lain berpadu harmonis dengan irama elektronik serta o...