Skip to main content

Pemuda Menyikapi Hari Pahlawan

OLEH : FOLLY AKBAR
Pahlawan adalah gelar bagi seseorang yang memiliki jasa besar yang sangat krusial bagi sebuah Negara. Tercatat 3,5 abad bangsa Indonesia hidup dalam cengkraman penjajah, hingga akhirnya para pahlawan mampu melepaskan bangsa ini dari masa kolonial menuju masa dimana bangsa ini memiliki wewenang untuk mengatur jalan hidupnya secara mandiri. Untuk mengenang jasa pahlawan, bangsa Indonesia menetapkan 10 november menjadi hari pahlawan.
Setiap tahun bangsa ini memperingati dan mengenang jasa para pahlawan. Tapi hingga kini, bangsa ini(dibaca :pemerintah) belum mampu merealisasikan apa-apa yang telah diamanatkan oleh para pahlawan. Lalu apa tujuan dari memperingati hari pahlawan?
Selain menambah jiwa patriotisme dan nasionalisme, makna tersirat dari memperingati hari pahlawan adalah bagaimana kita selaku penerus bangsa mampu mengingat jasa besar pahlawan yang merelakan jiwanya demi kebebasan seperti yang kita rasakan kini. Dengan harapan kita akan termotivasi denganya, sehingga kitapun mampu melakukan yang terbaik untuk generasi selanjutnya. Dengan demikian, eksistensi dan kemajuan bangsa Indonesia dapat berjalan secara continue.

Tapi nyatanya peringatan hari pahlawan hanya sebatas rutinitas yang formalitas, artinya tidak memiliki dampak yang signifikan. Mungkin di saat hari peringatan, semangat untuk melakukan yang terbaik untuk bangsa tumbuh. Tapi setelah hari itu terlewati, semua kembali kesedia kala dimana perilaku menghancurkan bangsa kembali menjadi rutinitas. Jadi jangan heran jika keterpurukan ini seolah tidak mau lenyap dari Indonesia.
Disisi lain, pemuda yang notabenya penerus bangsa tidak mampu memainkan peranya seperti sedia kala. Jika pra kemerdekaan, pemudalah yang mempelopori kebangkitan bangsa, kini pemuda terjebak dalam budaya pop culture dimana hura-hura dan pesta pora menjadi makanan pokok. Padahal ditengah kondisi golongan tua yang sudah jelas gagal membangun bangsa dengan baik, peran serta pemuda sangatlah diharapkan utamanya mahasiswa sebagai kaum terpelajar.
Tapi kini mahasiswa hanya disibukan dengan masalah akademik akibat persaingan kerja yang semakin sulit sehingga melupakan perananya sebagai agan perubaha sosial. Padahal ditengah kondisi golongan tua yang tidak pernah lepas dari kepentingan golonganya, peran mahasiswa yang notabenya independen sangat diperlukan sekali dalam upaya memperbaikan bangsa.
Dalam menyikapi hari pahlawan, persepsi dan motivasi mahasiswa harus berbeda dengan golongan tua, karna harus diakui tujuan peringatan itu lebih ditekankan untuk genarasi muda. Selain itu, golongan tua memang sudah dipusingkan dengan berbagai masalah seperti pekerjaan dan keluarga, mahasiswa yang masih bebas dari hal itu selayaknya lebih mampu dalam mengambil intisari dari peringatan hari pahlawan.
Sudah saatnya kaum muda bangun dan bergerak bahu-membahu merebut tongkat estafeta yang dibawa golongan tua. Mari kita gunakan peringatan hari pahlawan ini sebagai momentum untuk berbalik menuju Indonesia yang lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Ikan Arwana untuk Kontes Ala Iseereds Jakarta

Bibit Ikan Arwana Iseereds Jakarta foto Fedrik/Jawa Pos Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan. --- ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin. Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara,

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )  (رواه البخارى) “Aj

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.