Revolusi pertanian ala Ulus Pirmawan diawali dengan menyeimbangkan kebutuhan pasar dengan jumlah produksi untuk tiap komoditas. Tiap pekan ada saja kelompok petani dari dalam dan luar negeri yang datang untuk belajar. FOLLY AKBAR, Bandung Barat SENJA sudah menjelang. Tapi, aktivitas di tempat pengepakan hasil pertanian itu justru tengah sibuk-sibuknya. Tiga orang yang bertugas harus berkejaran dengan waktu. “Besok pagi sudah harus siap dikirim ke kota,” kata Ulus Pirmawan di tengah-tengah kesibukan tersebut. Jawa Pos harus menunggu sekitar sejam sebelum bisa bertemu sosok yang jadi motor kelompok tani di Kampung Gandok, Desa Sunten Jaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, tersebut. Maklum, tamunya pada Sabtu akhir Oktober lalu (28/10) itu mengalir. “Sejak dapat penghargaan, banyak tamu yang ke sini,” ujarnya dengan senyum merekah. Ulus memang bulan lalu dinobatkan sebagai petani teladan se-Asia-Pasifik oleh Food and Agriculture Organization (FAO) of The United