Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2018

Tiga Tahun Menjalani Profesi yang Fantastis ; Jurnalis

Awal bulan April lalu menandai tiga tahun saya menjalani profesi ini. Profesi sebagai seorang Jurnalis. Tiga tahun menjalani pekerjaan yang fantastis. Namun, sebelum menceritakan pengalaman tiga tahun di lapangan, saya mau memberi sedikit latar belakang, kenapa saya bisa terjun di dunia ini. Karena semua ada alasannya. Jadi gini. Dunia media, sebetulnya bukan dunia yang baru bagi saya. Sebab, dunia itu sangat melekat bagi anak seorang loper koran seperti saya. Sejak saya lahir, sekeliling saya memang sudah penuh akan berita. Semuanya berserakan. Dari banyak koran, majalah, tabloid sisa jualan bapak. Tiap hari, sejak lancar membaca, saya hampir selalu baca dari sisa koran yang tidak terjual. Biasanya sore hari, sambil menemani bapak istirahat. Karena saking biasanya, pernah suatu sore, sekitar kelas empat SD, saya nangis saat bapak pulang tidak membawa sisa koran. Sebetulnya aneh, mestinya saya senang jika dagangan bapak habis. Namun saya punya alasan tersen

Ada Garis Tuhan yang Terus Mempertemukan Kita

Kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta... Demikian potongan puisi karya Soe Hak Gie. Namanya puisi, tentu ini imajinasi. Namun jika kita cari dalam dunia nyata, aku, dan pasangan ku Devi Rahmawati tampaknya cukup layak merepresentasikan potongan puisi tersebut. Setidaknya, menurut ku pribadi. Hampir empat tahun bersamanya, meski sempat putus, aku merasa kami ini lebih banyak perbedaan, di banding persamaan. Tapi justru, persamaan yang kita miliki, adalah kunci kami berdua bisa terus sama-sama. Yakni, kami sama-sama saling menyayangi. Oh ya, meski kami bersama kurang lebih empat tahun terakhir, namun Devi bukanlah sosok baru. Kalau boleh cerita, aku mengenalnya sejak belasan tahun silam. Beberapa waktu setelah dia hadir di kehidupan ku dan teman-teman ku di SDN 3 Sumber. Saat kelas tiga tepatnya. Kala itu, seorang perempuan mungil tiba-tiba masuk ke kelas ku. Di hadapan aku dan kawan-kawan ku, dia memperkenalkan diri. Ntah dari mana. Tapi mungkin tuhan

Agus Yuda, Sopir Truk yang Jalan Kaki Mojokerto-Jakarta Demi Curhat ke Presiden

Agus Yuda diterima Presiden di Istana Merdeka Aksi premanisme berbentuk pemalakan yang terus menghantui para sopir truk pengangkut barang sudah membuat Agus Yuda jengah. Tak kuat terus menerus menjadi korban, Agus nekat jalan kaki ratusan kilometer untuk curhat menemui presiden Joko Widodo. Folly Akbar, Jakarta HARI yang didambakan Agus Yuda akhirnya tiba. Kemarin, Selasa (8/5), sopir truk asal Sidoarjo, Jawa Timur itu sukes menuntaskan mimpinya untuk bisa bertemu Presiden Joko Widodo. Usai mengikuti silaturahmi presiden dengan para pengemudi truk di Istana Negara, Agus ditemui secara khusus oleh Jokowi di ruang Istana Merdeka. Bonusnya, Agus juga ditemui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Syafruddin. Pertemuan itu sendiri terbilang cukup istimewa. Pasalnya, upaya Agus untuk mewujudkan momen itu tidak semudah membalikkan tangan. Demi menunjukkan tekadnya, dia melakukan cara yang ekstrim dengan berjalan kaki dar