Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Tahun Kerja Selesai, Next?

Tak terasa, tahun 2013 tinggal menyisakan beberapa hari. Itu artinya, tidak kurang dari 350 hari telah dilewati bangsa Indonesia di tahun 2013, yang katanya tahun kerja. Begitu banyak hal terjadi dalam rentan waktu tersebut, baik yang bernuansa positif maupun negatif. Sebagaimana biasanya, tidak ada salahnya jika penghujung tahun kita jadikan momen untuk muhasabah , sebagai tolak ukur dalam memulai langkah di lembaran yang baru. Pertumbuhan ekonomi yang stabil, kerja keras KPK yang mulai menghasilkan, hingga munculnya tokoh-tokoh calon pemimpin alternatif mewakili sisi postif yang tampak menjelang tahun 2014 mendatang. Adapun carut marut transportasi, meningkatnya kekerasan, hingga runtuhnya wibawa aparat penegak hukum menjadi sisi negatif yang terlihat sepanjang tahun, melengkapi isu laten seperti korupsi dan kolusi.

Soal Miras, Sinergikan Regulasi dan Kearifan Lokal

Dewasa ini, kasus kematian akibat minuman keras (Miras) oplosan telah menjadi fenomena yang biasa, khususnya di DIY. Terakhir, dua warga Bantul tewas pasca menenggak miras oplosan setelah dua warga Sleman mengalami hal yang sama pada bulan November. Peristiwa demi peristiwa yang terjadi seolah tidak pernah dihiraukan masyarakat. Dengan penuh kesadaran, para oknum terus melakukannya. Disaat yang sama, hingga saat ini pemerintah terkesan tidak responsif dalam menangani persoalan ini. Padahal dalam konstitusi telah disebutkan jika negara memiliki kewajiban untuk melindungi setiap warganya. Jadi walau bagaimanapun kondisi yang melatarbelakangi, pemerintah tetap dituntut mengambil kebijkan.

Pelaku Vandalisme, Masih Misterius

Hingga kini, pihak kampus belum mengetahui pelaku aksi tersebut. lpmarena.com,   Pelaksanaan pemilwa benar-benar membuat perwajahan kampus UIN berbeda. Bukan hanya poster dan baliho yang membuat kampus ini terlihat ramai, beberapa aksi vandalisme pun ikut mewarnai wajah kampus. Kamis(30/05), masyarakat UIN Suka dikejutkan dengan coretan-coretan yang memenuhi tembok-tembok disegala penjuru kampus. Bahkan gedung rektorat pun tidak luput dari aksi vandalisme tersebut. Dalam vandalisme tersebut tertulis beberapa tuntutan, seperti LPJ DEMA, pembubaran KPUM hingga penurunan rektor. Juweni, salah seorang petugas satpam yang bertugas piket tadi malam mengaku tidak mengetahui siapa pelaku aksi tersebut. “saya gak menemui siapa pelakunya”, ujarnya. Juweni menjelaskan bahwa aksi tersebut dilakukan di berbagai waktu yang berbeda. “Kalau yang di rektorat itu dari kemarin siang sudah ada, kalau yang di MP itu masih sore, belum terlalu malam. Nah kalau yang di fakultas-fakultas itu sekita

Masyarakat Wajib Mengontrol Media

lpmarena.com,   Kebebasan pers yang diperjuangkan para aktivis era Orde Baru telah tercapai seiring meletusnya reformasi 98. Tapi kebebasan tersebut justru dinikmati pengusaha media, dengan segala kepentinganya, baik yang bersifat politis maupun ekonomi. Itulah benang merah yang tergambar dalam Lounching Buku   Penumpang Gelap Demokrasi, sebuah kajian liberalisasi media di Indonesia   dan Talkshow Berita TV di Hall Udin, Gedung PKKH Universitas Gajah Mada sabtu (28/09). Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian dari Festival Media Yogyakarta 2013. Hadir sebagai pemateri Kristiawan selaku penulis buku, Nurjaman Mochtar selaku praktisi media dan Rahmat Arifin dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah(KPID) Yogyakarta. Dalam pemaparanya Kristiawan menjelaskan banyaknya indeks penurunan kualitas pemberitaan di TV yang disebabkan ditungganginya era kebebasan pers oleh pengusaha media. “Penumpang gelap itu industialisasi media. Padahal yang memperjuangkan kebebasan pers itu kan AJI d

Untuk Juara, Indonesia Butuh Gol

Timnas (Tim Nasional) U-23 yang dipersiapkan guna Sea Games Myanmar desember mendatang tengah dilada persoalan serius. Merujuk pada tiga uji coba terakhir, skuad asuhan Rahmad Darmawan terlihat kesulitan dalam mencetak gol. Dimana Andik cs hanya mampu mencetak 2 gol, meski lawan yang dihadapi memiliki level dibawah mereka, yakni PSS, Persibat dan Timor Leste. Kesimpulan awal, timnas U-23 tidak memiliki target man yang ideal! Kecepatan yang dimiliki Andik Virmansyah, Bayu Gatra, Oktovianus Maniani dan Ferinando Pahabol di sisi lapangan menjadi tidak sempurna tanpa adanya target man yang pandai mengkonversi umpan mereka menjadi gol.

Desa Butuh Pendidikan Politik

Pesta demokrasi ditingkat desa akan segera dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman secara serentak. Guyuran dana miliyaran rupiah turut menghiasi proses pemilihan kepala desa, baik yang bersumber dari anggaran APBD Sleman, maupun kantong pribadi setiap calon. Kekhawatiran pun muncul, karena biaya politik yang tinggi berpotensi melahirkan pemimpin yang korup. Sebagai sebuah sistem, pemilihan langsung (Pemuli) hingga di tingkat desa bertujuan untuk memperoleh pemimpin yang sesuai dengan keinginan rakyat. Tapi ini menjadi persoalan jika melihat budaya politik masyarakat desa hingga saat ini.

Timnas Instan? No way

Mie instan sekalipun, tetap membutuhkan proses untuk bisa disantap… Ungkap salah seorang kawan dalam sebuah status facebook miliknya. Sebuah analogi yang tampaknya perlu kita jadikan pijakan, terlebih di era modern yang selalu menawarkan sesuatu yang serba instan. Pola pikir instan mencirikan pribadi yang malas. Orang pun hanya akan bermimpi untuk meraih hal, tanpa mau melalui rentetan proses -yang notabene rukun yang mustahil untuk ditanggalkan.

Jelang Daluwarsa, Tuntaskan Kasus Udin

lpmarena.com,   Menjelang daluwarsanya kasus pembunuhan wartawan Bernas, Fuad Muhammad Safrudin (Udin) 13 Agustus 2014 mendatang, titik terang atas kasus yang terjadi pada 1996 tersebut belum juga terlihat. Polda DIY diharapkan mau mengusut kasus pembunuhan yang disinyalir memiliki keterpautan dengan pemberitaan yang dilakukan Udin. Kasus Udin sendiri menjadi satu dari 18 kasus kekerasan terhadap wartawan yang tidak terungkap. Hal itulah yang coba dikupas dalam dalam talkshow bertemakan “Nasib Kasus Udin” yang bertempat di Hall Udin, Gedung PKKH Universitas Gajah Mada sabtu(28/09). Hadir sebagai pembicara Marsiyem selaku istri almarhum Udin, Dwi Sumiaji (Uwik) selaku orang yang dituduh polisi sebagai pembunuh Udin, serta Heru Prasetya selaku redaktur Bernas di era Udin. Hingga saat ini, polisi masih mengklaim jika pembunuhan Udin dilatarbelakangi persoalan pribadi. Dimana udin dituduh melakukan perselingkuhan dengan istri Uwik, sehingga udin dibunuh oleh Uwik atas dasar kecembu

Terperdaya Kebutuhan Palsu

Pergerakan nilai rupiah terhadap dollar Amerika terus melemah. Mengacu pada treck record beberapa tahun terakhir,  nilai tukar rupiah saat ini -yang sempat mencapai angka 11 ribu menjadi yang terburuk dalam 4 tahun terakhir. Beberapa pengamat ekonomi bahkan mengisyaratkan jika krisis 98 sangat mungkin kembali terulang. Melihat aktivitas impor yang masih tinggi, atau bahkan semakin tinggi, melemahnya nilai tukar rupiah tentu sangat mempengaruhi situasi perekonomian nasional, mengingat posisi dollar sebagai alat transaksi utama perdagangan dunia. Kondisi ini mengakibatkan harga beberapa kebutuhan,–terlebih kebutuhan yang bergantung pada komoditas impor mengalami kenaikan.

Gerakan Mahasiswa Perlu Inovasi

BBM telah resmi naik, dan aksi penolakan kenaikan harga BBM telah berakhir. Dimana bentrokan antara mahasiswa dengan masyarakat di beberapa tempat menjadi “buah tangan” dari aksi tersebut. Hal itu merupakan fenomena baru dalam demokrasi di Indonesia. Dimana masyarakat mulai berani mengkonfrontasi langsung aksi mahasiswa yang sebenarnya membela kepentingan masyarakat itu sendiri. Keresahan masyarakat terhadap aksi mahasiswa dilandasi pada citra demonstrasi yang buruk. Yang mana kerap berujung pada anarkisme, bahkan tidak sedikit diantaranya yang justru merugikan kepentingan publik. Akibatnya, cita-cita mulia yang diusung mahasiswa “kalah populer” dibanding dampak kericuhan yang kerap terjadi. Selain itu, cara pandang masyarakat sekarang sudah sangat empiris, artinya apa yang terlihat menjadi realitas yang diyakini masyarakat.

Sepotong Tempe dan Sekepal Daging

Sunyinya malam mengantarkan saya untuk mengingat masa kecil. Waktu itu saya pernah menemani seorang kawan yang tengah lahap menyantap makan siangnya sambil  ngobrol ngalor-ngidul ga karuan . Tiba-tiba dia mengeluh;  aduh.  Sontak saya menanyainya;  kenapa kamu? . Tanya saya. Tanpa sempat menjawab, dia memasukan tangan ke mulut. Seperti mencari sesuatu di sela-sela makanan yang tengah dikunyahnya. Tiba-tiba dia berucap;  ih, batu segede gini ada di nasi! . Saya hanya melongo sambil berucap;  ooh! Di tempat dan waktu yang tidak jauh berbeda, saya pernah menyaksikan sebuah truk pasir terlilit kubangan tanah yang becek karena hujan. Berapa lelaki dewasa berusaha menolong. Salah seorang tetangga lantas mendapati sebiji batuan untuk mengganjal roda truk, agar truk terlepas dari kubangan dan kembali berjalan. Tapi tetangga saya yang lain mengatakan;  Itu batunya kekecilan, cari yang gede . Saya pun cuma melongo. Mengapa saya tidak protes sewaktu kawan saya mengatakan batu yang  nyasa

Menaklukan Logika Pengusaha Gila Bola

Erick Thohir adalah salah satu pengusaha sukses Indonesia yang menjadi perbincangan hangat media-media di Italia beberapa pekan terakhir. Upaya pemilik klub DC United untuk membeli 80 persen saham klub Internazionale Milano jelas bukan berita kecil. Inter merupakan salah satu klub raksasa di Italia. Terlebih, upaya Erick tersebut akan merubah sejarah Inter karena Massimo Moratti dan ayahnya merupakan penguasa klub berjuluk Nerazzurri itu dalam beberapa dasawarsa terakhir. Uang tunai 260 juta euro atau setara 3,1 triliyun rupiah siap digelontorkan pengusaha gila bola itu, demi menguasai mayoritas saham klub yang telah meraih tiga gelar Liga Champion tersebut. Bahkan dalam proposalnya, Erick menawarkan 1,3 triliyun rupiah untuk belanja pemain di awal musim.

Arni Yuniarti : Lakukan Saja Yang Terbaik

lpmarena.com,   Arni Yuniarti. Itulah nama salah satu mahasiswi terbaik yang dimiliki UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sosok yang terdaftar sebagai mahasiswa semester VI prodi Komunikasi Penyiaran Islam, fakultas Dakwah itu sukses menyabet Juara 1 Lomba Presenter yang diselenggarakan TV ONE (15-16/06) lalu. Keberhasilanya menjadi   Oase ditengah citra negatif mahasiswa UIN Suka dimata masyarakat Jogja belakangan ini. Sebelumnya, ia juga menggondol Juara 1 Lomba Reporter pada 1 st   Anniversary UIN Todays dan sanggup menembus 8 besar Lomba Presenter Televisi Nasional di Surabaya, beberapa bulan yang lalu. Keberhasilan seseorang tidak pernah lepas dari kerja keras dan sosok dibelakangnya, begitu orang bijak mengatakan. Nah, sebenarnya apa sih kunci dibalik pencapaianya hingga saat ini? Dan siapa sosok yang paling memotivasi wanita kelahiran Yogyakarta tersebut. Berikut hasil wawancara yang dilakukan crew ARENA bersama Arni Yuniarti : Aura seperti apa yang anda rasakan, saat mengeta

Takdir Itu Diujung Ikhtiar

“ ..Takdir itu berada diujung ikhtiar nak… ” Itulah kalimat yang terucap oleh salah seorang dosen dalam sebuah perkuliahan beberapa bulan yang lalu. Sebuah kalimat yang menurut hemat saya memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Sebuah kalimat yang memiliki kapasitas untuk memberikan pencerahan dalam upaya kita memaknai takdir. Dalam ajaran Islam, takdir dimaknai sebagai seperangkat ketentuan yang telah Allah SWT gariskan atas hidup manusia. Atas dasar itu, teramat jelas jika takdir memiliki peran fundamental bagi kehidupan manusia. Di tubuh umat Islam sendiri, perbedaan dalam memahami takdir telah melahirkan beberapa aliran. Perdebatan aliran-aliran tersebut berpangkal pada satu pertanyaan, yakni apakah segala yang terjadi atas hidup manusia merupakan akibat dari perilaku manusia itu sendiri, atau atas murni kehendak Allah SWT. Setidaknya ada dua aliran yang memiliki perbedaan cukup mencolok dalam memahami takdir, diantaranya:

Lagi, Hanya PRM Yang Mendaftar

Batas pendaftaran partai peserta pemilwa seyogyanya telah berakhir tanggal 23 April 2013 lalu. Tapi saat itu hanya ada satu partai yang mendaftar, yakni Partai Rakyat Merdeka(PRM). Hingga pada akhirnya, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa(KPUM) memutuskan untuk menjadwalkan ulang pelaksanaan pemilwa. Pada penjadwalan ulang tersebut, KPUM menetapkan tanggal 10 Mei 2013 sebagai batas akhir pendaftaran partai peserta pemilwa(hari ini red). Namun hingga pukul 13.30 WIB, hal yang sama kembali terulang, dimana hanya satu partai yang mendaftar sebagai peserta pemilwa, yakni PRM. Menanggapi kondisi ini, Nawawi S Imam selaku ketua KPUM mengatakan bahwa pihak KPUM tidak bisa berbuat banyak mengingat kewajibanya sebatas memfasilitasi. “Ya itu hak partai untuk daftar atau tidak, kami sudah mensosialisasikan perubahan jadwal. Ya tugas kami hanya memfasilitasi saja”ungkapnya Ketika ditanya solusi jika kondisi tidak berubah, Imam mengaku sudah merencanakan rapat koordinasi dengan Wakil Rektor 1 B

Soal BBM, Pemerintah Harus Tegas.

Pemerintah berencana menaikan harga Bahan Bakar Minyak(BBM) dalam waktu dekat. Pemerintah beralasan jika subsidi BBM yang mencapai Rp 193,8 triliun per tahun sudah sangat memberatkan APBN(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Selain itu, subsidi juga dianggap tidak tepat sasaran. Opsi yang ditawarkan pemerintah dengan kebijakan dua harga, yakni Rp.4500 untuk kendaraan motor dan transportasi umum, dan Rp.6500 untuk mobil pribadi menuai pro kontra dimasyarakat. Hingga kini pemerintah belum berani memutuskan. Pengurangan subsidi BBM yang berarti kenaikan harga BBM akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa (inflasi), yang pada gilirannya akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat menurun. Penurunan tersebut jika terjadi pada masyarakat yang berada di sekitar atau pada garis kemiskinan, maka akan menyebabkan mereka jatuh dalam kemiskinan (Sri Handoko dan Sri Susilo, 2006).

Menyoal Pencalegan Artis.

Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 masih satu tahun lagi, tapi rangkaian pelaksanaan pemilu sudah dilakukan perangkat dan peserta pemilu. Setidaknya, ribuan calon legeslatif(caleg), baik muka lama atau muka baru telah siap bertarung dibawah 12 armada partai politik yang lolos verifikasi. Tidak hanya dari tokoh politik ataupun pengusaha, kalangan artis pun turut menyerbu kursi senayan. Dalam Daftar Caleg Sementara(DCS) 22 April lalu, jumlahnya mencapai 51 orang yang berasal dari pemain film, bintang sinetron, penyanyi, pelawak, presenter, dan profesi selebritis lainnya. Fenomena tersebut memunculkan pro kontra di masyarakat. Memang siapapun berhak mencalonkan diri selagi masih berstatus Warga Negara Indonesia(WNI). Bahkan jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Pasal 51 hanya menjelaskan persyaratan umum. Misalnya, terkait usia calon, kecakapan berbicara, menulis dan membaca, berpendidikan minimal sekolah menengah

Peran Penting Islam Dalam Hukum Humaniter Internasional

 Judul Buku     : Islam dan Hukum Humaniter Internasional Penulis             : Komite Internasional Palang Merah(ICRC) Penerbit           : Mizan Tahun              : 2012 Tebal halaman : XIV + 468 Halaman ISBN               : 978-979-433-696-0 Di dunia ini, benturan peradaban selalu terjadi. Tidak sedikit yang memilih kontak fisik sebagai bentuk penyelesaian. Berbagai peperangan yang bergejolak dan tercatat dalam sejarah telah mengakibatkan berbagai bencana kemanusiaan yang mengenaskan. Tengok saja konflik yang terjadi di palestina hingga saat ini, mulai dari penyerangan membabibuta -tidak mengindahkan masyarakat sipil, hingga perlakuan terhadap tawanan secara tidak manusiawi menjadi realitas yang memprihatinkan. Keganasan perang semakin hari semakin bertambah dari setiap generasinya. Terlebih jika kita melihat kemajuan yang begitu pesat dalam bidang pengembangan persenjataan. Satu pencetan tombol saja sudah sanggup membunuh ribuan manusia. Sangat mengerikan. B

Dibalik Perilaku Sadis Masyarakat

Fenomena Sadisme menjadi isu hangat yang banyak dikupas media, khususnya di Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir. Hal ini tidak lepas dari kasus kejahatan sadis yang terjadi di Kalasan, Sleman DIY. Dimana sekelompok pria biadab tega memperkosa, membunuh dan membakar siswi SMK yang menjadi korban kebengisan tersebut. Perilaku yang seyogyanya tidak pantas dilakukan manusia sebagai makhluk yang dianugerahi akal dan hati oleh Tuhan. Jika kita menengok ke belakang, kejahatan sadis yang terjadi di Kalasan bukanlah hal baru di Indonesia. Tentu kita ingat kasus Benget Situmorang yang tega memutilasi dan membuang potongan tubuh istri di jalan tol beberapa bulan lalu. Lalu Baekuni (Babe) pada tahun 2010 dengan 14 korban terkait homoseksual, paedofil , dan necrofil (menyetubuhi mayat), hingga kasus Very Idam Henyansyah alias Ryan pada 2008 dengan 11 korban.

Bijak Dalam Masyarakat Heterogen

Memiliki masyarakat yang multikultural seperti Indonesia adalah anugrah Tuhan yang perlu kita syukuri. Di belahan dunia manapun, nyaris tidak ada Negara yang memiliki tingkat keberagaman yang begitu kompleks layaknya Indonesia. Seperti kita ketahui, diantara 17.508 pulau di Indonesia, ada 1.128 suku, 748 bahasa dan 6 agama yang tercantum dalam BPS (Badan Pusat Statistik) hidup secara berdampingan. Tak heran jika semboyan Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda, Tetap Satu Jua) Keragaman itulah yang membuat bangsa ini terlihat unik dan kerap menjadi perhatian bangsa lain. Kekaguman masyarakat Internasional dengan apa yang ada di Indonesia bukanlah bualan semata. Tokoh-tokoh seperti Clifford Geertz atau van Vollenhoven merupakan ilmuan yang tertarik untuk mengkaji keberagaman Indonesia. Bahkan pada novel otobiografi Ahmad Fuadi yang berjudul Ranah Tiga Warna , ada salah satu adegan yang menarik. Disana di ceritakan bahwa Negara demokrasi sekelas Kanada nyaris pecah hany

Demokrasi Kebablasan, Kedamaian Masyarakat Terusik

Saat ini, perilaku anarkis bisa dilakukan oleh siapapun. Kekerasan tidak lagi identik dengan tingkat pendidikan ataupun ekonomi yang rendah, orang kaya dan berpendidikan pun kerap melakukanya. Bahkan aparat yang seharusnya memberikan keamanan, ada kalanya menjadi dalang dari kekerasan. Masyarakatpun kehilangan tempat berlindung, wajar jika masyarakat semakin gelisah akan keselamatanya. Kalau kita mengamati, perilaku atau fenomena demikian lahir dan menjamur pasca meletusnya reformasi. Dibalik sikap otoriter Soeharto, terciptanya stabilitas nasional yang bermuara pada keamanan negara menjadi sisi positif rezim orde baru. Kini, setelah 32 tahun hidup dalam kekangan Seoharto, masyarakat merasakan manisnya kebebasan. Demokrasi kerap kali dianggap lembaran kosong, akibatnya orang suka berbuat semaunya. Tidak sedikit yang berujung pada anarkisme yang meresahkan. Sebuah euforia yang terkadang berlebihan, untuk tidak mengatakan kebablasan . Padahal demokrasi adalah lembaran penuh aturan

UN Tak Layak dipertahankan

Dalam beberapa minggu ke depan, dunia pendidikan di Indonesia akan menggelar hajatan besar, yakni Ujian Nasional(UN) yang ke sembilan. Di awali dari tingkat SMA, SMP hingga terakhir di tingkatan SD. UN merupakan pengadilan terakhir yang memutuskan lulus atau tidaknya proses yang dilakukan siswa setelah beberapa tahun sekolah. Setidaknya, itu lah kesan yang melekat di benak masyarakat, meskipun pemerintah mengklaim UN sebagai sarana pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. UN merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan yang didasarkan pada Pasal 35 Ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Namun, penyelenggaraan UN sering dipersoalkan, karena dinilai bertentangan dengan Pasal 58 Ayat (1) yang mengatakan ”Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”. Perdebatan yang terjadi hingga kini adalah adanya ketentuan bahwa UN menjadi penentu k