Hari ini, saya mengikuti Rapid Test COVID-19 di Klinik KMF. Sebuah klinik dadakan yang dibangun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menggelar Rapid Test massal.
Sebelum saya ceritakan bagaimana prosesnya, saya mau jelaskan apa itu Rapid Test biar tidak salah memahami. Rapid test ini salah satu metode untuk ‘mendeteksi dini’ keberadaan virus COVID di tubuh manusia.
Kenapa saya sebut deteksi dini? Sebab, cara ini tidak menghasilkan vonis final apakah kita positif COVID atau tidak. Rapid test ini hanya mengecek keberadaan imunoglobulin. Ibaratnya, alat ini akan melihat apakah ada imun yang sedang ‘bertarung’ melawan virus di tubuh kita.
Jika hasilnya ada, maka harus dilanjutkan dengan tes PCR. Tes PCR ini untuk memastikan apakah virus tersebut COVID. Sebab bisa saja, virus yang sedang dihadapi imun berasal dari virus lain. Itulah sebabnya, akurasi dari alat ini sebagai deteksi COVID tidak 100 persen benar.
Oke, lalu bagaimana prosesnya? Jadi saya mendaftar Rapid Test massal di Kominfo. Selain Kominfo, ada lembaga lain yang juga menggelar hal yang sama. Juga ada di berbagai Pemda. Sekedar diketahui, Indonesia sudah mengimpor 500 ribu alat Rapid Test.
Di Kominfo, pendaftaran dilakukan melalui Halodoc sehari sebelumnya. Halodoc ini aplikasi penyedia akses fasilitas kesehatan. Bisa download di playstore. Di aplikasi tersebut, saya membuat janji untuk menentukan jam dan lokasinya. Saya pilih jam 9 di Klinik KMF.
Biayanya berapa? Kebetulan saya gratis. Sebab dibiayai Kominfo melalui program test massal untuk pekerja media.
Tapi saya sempat mendapat SMS tagihan dari Halodoc. Saat saya cek, besarannya Rp. 400 ribu rupiah. Berhubung saya difasilitasi Kominfo, jadi saya abaikan. Mungkin yang bayar negara. Mayan. Haha
Tagihan di aplikasi Halodoc |
Oke lanjut. Sebelum jam yang ditentukan, saya sudah tiba dilokasi. Proses rapid test rupanya sangat cepat. Di Klinik KMF, saya hanya diambil sampel darah. Sekitar satu sampai dua tetes. Darah tersebut dimasukkan ke sebuah alat mirip testpack.
"Hasilnya berapa lama," ujar ku pada petugas.
"Maksimal besok pagi, lewat aplikasi," kata petugas.
Kemudian saya diperbolehkan pulang. Dibekali dua buah roti Holland Bakery, multivitamin, dan masker.
Satu jam kemudian, di sela-sela menyantap roti di rumah, sebuah pesan masuk dari Halodoc. Rupanya, hasilnya selesai lebih cepat. Seketika, rasa deg-degan muncul. Takut hasilnya positif. Ya meskipun kalau positif belum tentu COVID.
SMS notif dari Halodoc |
Tapi deg-degan itu hanya lima detik. Sebab setelah di klik hasilnya negatif. Alhamdulillah…
Hasil Rapid Test |
Comments