Hari ini 3 Juni 2020, Giyanta Sena genap berusia satu tahun. Itu artinya, sudah 12 purnama, serta 365 kali pergantian malam dan siang dia lewati. Lengkap dengan berbagai sukanya. Juga dukanya.
Diusia satu tahun, dia telah banyak berubah. Dia yang dulu berbobot 2,8 kilogram, kini nyaris 10 kilogram. Hanya kurang sedikit.
Posturnya pun tumbuh pesat. Hampir dua kali lipat. Dari 47 centimeter menjadi 80 centimeter. Sekarang, dia bukan lagi bayi. Dia sudah tumbuh menjadi balita.
Untuk orang dewasa, rentang waktu satu tahun mungkin relatif tidak lama. Tidak banyak yang berubah. Apalagi sangat drastis. Paling rambutnya yang tumbuh. Botak jadi gondrong. Atau kukunya. Pendek jadi panjang
Namun untuk seusianya, satu tahun adalah masa yang panjang. Masa tumbuh amat pesat. Dari yang hanya bisa berbaring, naik level jadi tengkurep, duduk, merangkang, berdiri. Bahkan, dia mulai bisa berjalan sedikit-sedikit.
Giginya pun bertambah. Dari nol menjadi sepuluh. Sekarang, dia sudah makan makanan yang sama dengan ayah dan ibunya. Bukan bubur lagi. Tapi tentu saja tanpa cabe.
Rambutnya sama berubah. Sudah berubah-ubah tepatnya. Dari tumbuh, dibotak, dan kini tumbuh lagi.
Sel-sel motoriknya berkembang pesat. Mulutnya mulai bisa mengucap. Meski belum jelas, kita berdua mulai bisa berkomunikasi. Kalaupun lisan belum terucap, tapi pikiran kita bisa nyambung. Ayah mulai paham apa maksud erangannya.
Dari psikis dan mental, sisi kemanusiannya terus tumbuh. Dia mulai punya rasa. Senang, sedih, kesah, takut dan sebagainya telah bisa diekspresikan. Ekspresi yang kadang membuat ayah dan ibu heran, atau tertawa terpingkal-pingkal. Kadang juga bikin sebel. Tapi sebel tidak pernah lama. Dalam sekejap, berubah jadi bahagia. Jadi sayang.
Yang paling berat, dia mulai mampu bersikap. Mau ini, mau itu. Ga mau ke sana, maunya ke situ.
Bagi ku, ini bukan fase mudah. Sebab, di masa-masa inilah karakternya mulai membentuk. Apakah akan jadi orang yang manja, keras kepala, atau lainnya, semua akan dimulai dari sini. Untuk itu, ini fase cukup menantang.
Tapi ga papa, ayah dan ibu memang harus mulai belajar lagi. Belajar terus. Belajar menghadapi kemauan mu. Belajar menyikapinya dengan tepat.
Sebab, ini baru awal. Kelak saat dewasa, dia akan menunjukkan sikap-sikap lainnya. Bukan hanya untuk yang sepele. Bahkan untuk hal yang prinsip dan ekstrim.
Misalnya, mungkin dia pengen punya pacar. Atau pengen nyoblos partai kerbau. Pengen pindah kewarganegaraan, pindah agama, dan atau berbagai sikap lainnya. Itu yang akan ayah dan ibu hadapi.
Besok, dia akan memasuki tahun keduanya. Akan ada banyak hal yang dia pelajari lagi. Juga aku ayahnya. Kita akan lalui sama-sama.
Yang terpenting sekarang, kamu harus tetap sehat. Tetap tumbuh dengan normal. Kamu bahagia. Urusan susu, pampers, cemilan, makanan biar ayah yang pikirkan. Hehe
Selamat berusia satu tahun, nak!
Comments