Skip to main content

Kajian Islam Berdasarkan Al-Quran

Bab I. PENDAHULUAN
Pendahuluan
Sifat ayat-ayat al-quran yang masih universal membuat kita umat muslim membutuhkan penafsiran dalam upaya mengaplikasikan pesan yang disampaikan al-quran. Muhammad yang merupakan utusan allah, yang notabenya tahu setiap makna yang terkamdung dalam al-quran sudah meninggalkan kita. Atas dasar tersebut kita umat muslim di anjurkan belajar tafsir.
Dalam mata kuliah tafsir kali ini, setidaknya ada 14 pembahasan yang berusaha digali langsung dari al-quran. Adapun ke 14 pembahasan tersebut Antara lain :


1.      Hakikat Iman
2.      Ciri-Ciri Orang Beriman
3.      Tiga Golongan Manusia
4.      Hakikat Tauhid
5.      Hakikat Syirik
6.      Hakikat Kematian
7.      Hakikat Hari Kiamat
8.      Hakikat Takdir
9.      Hakikat Islam
10.  Hakikat Ibadah
11.  Hakikat Dzikir Dan Doa
12.  Pokok-Pokok Kebaikan
13.  Hakikat Hidayah
14.  Serta Keutmaaan Ilmu Dan Orang Yang Berilmu.




Ke 14 pembahasan tersebut akan dibahas secara singkat dalam kumpulan artikel ini. Untuk lebih jelasnya bisa langsung kita lihat dalam pembahasan.


Bab II. PEMBAHASAN
Hakikat Iman
Iman yang berarti keyakinan  merupakan sesuatu yang paling mendasar yang harus dimiliki seorang muslim, tentunya iman kepada akan kebenaran Allah swt. adapun hal-hal yang wajib diimani atau diyakini orang muslim meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada rasul, iman akan adanya hari kiamat dan yang terakhir iman kepada qodo dan qodar(rukun iman).
     Tanpa iman yang kuat, manusia tidak akan mungkin mau menyembah dan mengikuti segala perintah Allah. Atas dasar itulah ketika seorang masuk muslim, maka yang pertama di luruskan adalah akidahnya, tidak kepada syariatnya.
     Untuk melihat keimana seseorang Allah menjelaskanya dalam al-quran. Sebagaimana yang tercantum dalam Dalam Al-Quran surat Al-Anfal 2-4, Allah menggambarkan karakteristik yang dimiliki orang beriman. Yakni apabila disebut nama Allah, dia merasa gemetar, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah makal bertambah keimanan mereka.
     Jika kita refleksi dari ayat di atas, kita akan bisa mengetahui sejauh mana iman kita. Ketika kita mendengar nama atau ayat Allah hati kita masih bergetar atau bahkan bertambah keimanan kita, maka bersyukurlah kita kepada Allah yang masih menjaga hati kita. Akan tetapi jika hati kita tidak lagi bergetar dengan nama Allah, maka ini mengindikaskan iman kita kepada Allah harus segera direvitalisasi.
Ciri selanjutnya adalah mereka mau mendirikan shalat dan menunaikan zakat dari rezeki Allah. Dan Allah menjanjikan untuk meninggikan derajat mereka(orang beriman) serta menambahkanya nikmat yang mulia. Kemudian dalam surat Al-Hujarat ayat 15 Allah juga menambahkan jika karakteristik orang beriman ialah dengan senang hati akan mengorbankan segalanya di jalan Allah. untuk penggambaranya, saya kira kita bisa melihat bagaimana keikhlasan Ibrahim ketika mendapat perintah menyembelih ismail. Ibrahim adalah sosok orang yang mau mengorbankan segalanya dijalan Allah.
Kita memang bukan nabi dengan keimanan yang kuat. Akan tetapi sebagai umatnya sudah sepantasnya kita menguatkan keimanan kita kepada Allah. Karena hanya dengan iman kita bisa melewati kehidupan dunia dan akhirat dengan selamat.
Cirri-Ciri Orang Beriman
Setelah sebelumnya kita mengkaji hakikat iman, pembahasan kita kali ini lebih menjurus ke cirri-ciri orang yang beriman. Dari sekian banyak ayat yang menjelaskan ciri orang beriman, Allah juga menyampaikanya dalam al-quran surat Al-Mukminun ayat 1-11.
Dalam ayat pertama Allah sudah menggaransikan kepada orang beriman sebuah keberuntungan. Ini merupakan penyambutan yang luar biasa yang Allah berikan kepada hambanya. lalu yang seperti apa sih orang yang mendapat keberuntungan? kata Allah orang beriman Yakni orang yang khusyu di dalam shalat mereka serta menjauhkan diri dari perkataan yang tidak baik. Shalat khusyu menandakan jiwa yang damai, sedangkan menjaga lisan menandakan pribadi yang satun.
 Dalam ayat selanjutnya dikatakan orang beriman adalah orang yang mau menunaikan zakat dan mau menjaga kemaluanya(menjauhkan diri dari zina), kecuali dengan istri-istri mereka yang syah. Dua hal yang sulit dilakukan kecuali oleh orang yang beriman kepada Allah.
Lalu dalam ayat delapan, Allah kembali mengenalkan karakteristik orang beriman yakni selalu menjaga amanat yang diberikan kepadanya, selain itu orang yang mampu menjaga sembahyang mereka. Tidak main-main, balasan yang Allah berikan kepada mereka warisan para nabi berupa surga firdaus, dimana mereka kekal didalamnya. SubhanAllah, betapa mulia mereka disisi Allah.
Jika kita mengamati cirri orang beriman yang dijelaskan surat Al-Mukminun 1-11. Adanya karakteristik yang seimbang antara hablumminAllah, hablumminannash, dan dengan diri sendiri.  Hubunganya dengan Allah digambarkan dengan shalat yang khsyuk, hubunganya dengan manusia digambarkan dengan tidak berkata buruk serta menunaikan zakat dan hubunganya dengan diri sendiri digambarkan dengan menahan kemaluan dari perbuatan zina.
Jadi untuk menjadi orang yang beriman tidak cukup hanya beribadah kepada Allah melainkan juga dengan ibadah social dan tentunya dengan tidak menzolimi diri sendiri. Jika kita ingin melihat gambaran orang yang beriman secara fisik, maka lihatlah apa yang dilakukan rasulullah dan para sahabatnya. Sebagai umat islam mari kita berlomba dalam kebaikan.
Tiga Golongan Manusia

Di dunia ini, banyak sekali macam-macam manusia baik dilihat secara fisik, suku, bangsa, sikap, keturunan dan lainya. Didalam surat Al-Baqarah ayat 1 sampai 20 Allah menjelaskan 3 golongan manusia ditinjau dari segi sifatnya. Yang pertama orang beriman, orang kafir dan orang munafik.
Dalam ayat 1 sampai 5 Allah menjelaskan karakteristik orang yang beriman yang sengaja Allah turunkan al-quran kepadanya. Adapun cirri-ciri orang beriman adalah mempercayai sesuatu yang ghaib, mendirikan shalat dan menunaikan zakat dari sebagian harta yang Allah berikan kepadanya. Lalu cirri selanjutnya yakni mempercayai kebenaran kitab-kitab Allah baik yang diturunkan kepada nabi Muhammad maupun kepada nabi sebelumnya. Orang-orang demikian yang sudah Allah janjikan keberuntunganya di dunia dan akhirat.
Selanjutnya dalalam ayat 6 dan 7 Allah menjelaskan karakteristik orang-orang kafir. Bahwasanya orang-orang kafir itu meskipun diberi peringatan atau tidak, mereka tidak akan pernah beriman. Hal ini dikarenaka Allah sudah menutup pintu mereka, baik pintu pendengar, pengelihatan maupun pintu hati mereka. Dan Allah sudah memastikan balasan bagi mereka berupa siksa yang pedih.
Lalu dalam ayat selanjutnya Allah menjelaskan karakteristik orang-orang munafik. Dijelaskan dalam ayat 8 sampai ayat 16 bahwa karakteristik orang munafik  secara garis besarnya adalah manis dimuka, tapi asam di punggung. Sebagai contoh, Allah menggambarkanya ketika mereka bertemu orang beriman, maka mereka berkata beriman padahal ketika mereka kembali ke golongan mereka, mereke mengingkari apa yang dikatakanya.
Perumpamaan orang munafik dijelaskan dalam ayat 17-20. Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya mereka tuli, bisu dan buta. Kecacatan itu tidak diartikan dalam bentuk fisik, melainkan secara maknawi. Karena mereka selalu menolak setiap kebenaran yang tampak baik secara kasat mata, telinga dan hati.
Dalam ayat lainya Allah menjanjikan orang munafik dasar api neraka, karena begitu bahayanya orag munafik. Bahkan dikatakan lebih baik kafir sekalian ketimbang munafik. Jadi, janganlah kita menjadi orang munafik.

Hakikat Tauhid

Secara singkat tauhid adalah mengesakan Allah, tidak menyekutukanya. Salah satu ayat al-quran yang berisi perihal tauhid terdapat dalam surat Al-Baqorah ayat 255-257. Pada ayat pertama yang dikenal dengan nama ayat kursi dilontarkan kalimat tauhid dengan tegas “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.
Meskipun dalam ayat 255 begitu jelas penekanan untuk mengesakan dan mengagungkan Dia, tapi dalam ayat selanjutnya terdapat nilai toleransi yang Allah berikan. bahwasanya “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Didalam al-quran masih banyak sekali ayat yang membahas masalah tauhid seperti Ali Imran 26-27 dan Al-Mukminun 86-89.
Menurut jenisnya, ada 4 macam tauhid yang dilakukan manusia antara lain:.
1.             Tauhid orang munafiq- Sekadar mengucap lailahaillallahdengan lidah tetapi hatinya  lalai dari memahami maknanya. Tauhid orang awam – Mempercayai makna lafaz seperti dipercayai oleh orang Islam.
2.             Tauhid Golongan Muqarrabin – Golongan yang bersaksi dengan mencari kebenaran berdasarkan bukti-bukti yang Allah berikan.
3.             Tauhid Siddiqin – Golongan yang melihat Allah sebagai kewujudan yang mutlak sementara selain daripda Allah SWT akan fana atau binasa.
Jika melihat kondisi masyarakat muslim saat ini, mungkin mayoritas diantara kita masih berada dalam jenis pertama dan kedua. Tetapi Sebagai hamba yang takut dengan api neraka dan merindukan surga tentu kita berharap bisa mencapai tauhid siddiqin.
Hakikat Syirik
Syirik berarti menyekutukan Allah dengan makhluk lain baik dalam rububiyah, uluhiyah, asma’ dan sifat-Nya, atau pada salah satunya. Syirik disinyalir sebagai perbuatan dosa yang paling besar dan pelakukanya dipastikan masuk kedalam neraka. Semua perbuatan baik yang dilakukan oleh orang yang menyekutukan Allah, maka amalanya hangus. Oleh sebab itu mengenal hakikat syirik dan bahayanya adalah perkara yang sangat penting agar kita tidak masuk kedalam lembah kemusyrikan.
Berbicara mengenai syirik, Dalam QS. Lukman:3  yang menceritakan nasihat Lukman terhadap anaknya untuk tidak menyekutukan Allah. Ketika itu Allah mengingatkan kepada Rasulullah nasihat yang pernah diberikan kepadanya.: “Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah kezaliman yang sangat besar.”Kezaliman, berada tidak pada tempatnya dan menyamakan sesuatu kepada-Nya dengan hal-hal yang gaib atau dengan barang-barang yang dianggap sakti. Mengabdi kepada makhluk gaib seperti jin, tuyul, mempercayai adanya wangsit, keris sakti, cincin penolak bala dan sebagainya merupakan syirik yang besar. Sungguh Allah sangat murka terhadap orang yang demikian itu. Allah sama sekali tidak mengampuni bagi mereka yang berbuat syirik, kecuali mereka melakukan taubat dengan sungguh-sungguh tanpa melakukannya kembali.
Selain didalam QS. Lukman:13, ayat yang berkaitan tentang syirik terdapat dalam  QS.Al-Maidah:72-77, dalam ayat itu dijelaskan bahwa orang nasrani yang menganggap nabi isa sebagai tuhan termasuk perbuatan kaum musyrikun. Karena nabi isa sendiri selalu berkata "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu."
Selanjutnya di dalam QS.An-Nisa:48, Allah memastikan bahwa orang yang berbuat syirik tidak akan pernah di ampuni dosanya. Apabila seorang manusia meyakini bahwa bersama Allah ada yang menciptakan, atau yang menolong, maka dia seorang musyrik. Barangsiapa yang meyakini bahwa seseorang selain Allah berhak disembah, maka dia seorang musyrik. Barangsiapa yang meyakini bahwa bagi Allah ada yang serupa pada asma’ dan sifat-Nya, maka dia seorang musyrik. Selain itu dalam QS. Az-Zumar ayat 64-66 Allah kembali menegaskan bahwa Syirik besar menggugurkan semua amal perbuatan dan memastikannkebinasaan dan kerugian, ia adalah dosa yang terbesar. Dan sekecil-kecilnya syirik adalah berbuat ria.

Hakikat Kematian

Kematian merupakan takdir yang Allah berikan kepada semua ciptaanya yang bernyawa. Semua makhluk hidup dengan segala kemampuan akan berusaha menghindari segala mara bahaya demi menyelamatkab diri dari kematian. Akan tetapi pada akhirnya tidak ada satupun yang luput dari kematian, tidak ada makhluk satupun yang bisa hidup abadi, semuanya akan kembali kepada Allah dan ketika setelah mati akan dituntut pertangjungjawabannya selama ia perbuat di dunia.
Kehidupan yang sebenarnya bukanlah di dunia, melainkan di akhirat yang kekal dan abadi. Hidup di dunia hanyalah sementara, kita diuji di dunia seberapa besar tabungan amal yang kita perbuat. Hendaklah kita hiasi dengan hidup berzuhud kepada Allah, tidak mudah terlena dengan kehidupan duniawi, sesungguhnya Allah akan memberikan kenikmatan di surga apabila mereka ketika di dunia menjadi orang yang beriman serta melaksanakan amal perbuatan yang baik. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam QS. Al-Ankabut:57
Dalam surat Qaaf  ayat 16-35 Allah menceritakan perjalanan hidup manusia yang selama hidup akan dikawal dua malaikat pencatat hingga ajal menjemput. Lalu diceritakan dalam ayat selanjutnya proses pengadilan yang dilakukan Allah. Dimana catatan perbuatan Allah perlihatkan. kepada orang yang banyak berbuat dosa Allah berfirman :" Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,  yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat ." lalu mereka menjawab "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh." Mereka menyalahkan syaitan yang selama ini menyebabkan mereka sesat.
Akan tetapi sebaliknya ,Allah telah menjanjikan surga bagi dia yang mampu beriman kepada-Nya. Mengenai gambaran surga itu Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya penghuni surga saling melihat penghuni tempat yang paling tinggi di atas mereka, seperti kamu melihat bintang-bintang gemerlapan yang lewat di ufuk, baik dari timur maupun dari barat, karena perbedaan derajat yang ada pada mereka.”Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, itu adalah tempat-tempat para nabi, manusia yang lain tidak akan sampai ke sana.” Rasulullah menjawab,”Bisa saja, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, itu  adalah tempat-tempat yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul.(HR. Muslim dari Sahl bin Da’d)
Hakikat Hari Kiamat

Di dalam ajaran islam, meyakini hari kiamat merupakan salah satu poin dari 6 poin rukun iman. Yang artinya meyakini adanya hari kiamat adalah sesuatu yang wajib ada dalam diri seorang muslim yang beriman.
Hari kiamat sendiri di artikan sebagai hari dimana semua yang ada dalam jagat raya/alam dunia dan seluruh isinya mengalami kehancuran sehancur-hancurnya. Dan itu merupakan titik balik manusia untuk mengalami kehidupan selanjutnya, yakni kehidupan akhirat yang kekal. Yang menarik dari hari yang misterius ini adalah tidak adanya kejelasan waktu terjadinya. Muhammad sebagai kekasih Allah pun tidak tahu akan waktunya.
Allah melalui kekasihnya(Muhammad SAW) di dalam QS. Al-A’raf Ayat 187-188 Allah mengatakan waktu terjadinya kiamat hanya di ketahui oleh Allah saja. Dalam kalimat selanjutnya Allah menggambarkan bahwasanya kiamat itu merupakan peristiwa yang sangat besar yang dirasakan makhluknya, baik yang dibumi ataupun yang dilangit. Mengenai waktu terjadinya Allah sudah menggariskan bahwa akan datang secara tiba-tiba.
Sedangkan Dalam surat Ar-Ruum ayat 11-16, Allah menceritakan bahwa pada hari kiamat orang-orang yang zalim terdiam dan berputus asa sedangkan orang-orang munafik terdiam dikarenakan mereka sudah tidak memiliki alasan lagi. Di hari kiamat mereka tidak lagi memiliki sekutu mereka, yakni berhala-berhala yang mereka harapkan untuk member syafaat kepada mereka. Dan disitulah mereka baru mengingkari berhala-berhalanya.
Dan pada hari itu manusia akan bergerombol dengan golonganya masing-masing. Orang mukmin selamat dengan mukmin lainya, sedangkan kaum kafir akan bersama kafir lainya. Maka adapun orang beriman dan beramal shaleh berada dalam surga dengan hati yang gembira, sedangkan orang kafir dan mendustakan Al-Quran dan hari akhir berada dalam siksaan yang kekal.
Dalam surat Al-Kahfi 47-49 diceritakan penyesalan orang yang bersalah dengan mengatakan "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya”
Dengan tidak diberitahukan waktu terjadinya, tentu memberikan dampak yang positif bagi kehidupan manusia. Dengan demikian manusia akan terus berusaha melakukan segala kewajibanya dengan sebaik mungkin dan meninggalkan yang diharamkan sejauh mungkin. Jadi yang perlu kita lakukan sekarang adalah mempersiapkan sebaik mungkin, siapa tahu kiamat akan dating besok, lusa atau kapanpun.
Hakekat Takdir

Takdir adalah ketetapan dan ketentuan Allah atas segala yang terjadi di dunia. Ada sebagian yang berpendapat semua yang terjadi di dunia merupakan takdir Allah. Ada juga yang berpendapat bahwa takdir Allah tidak terlepas dari apa yang orang itu usahakan. Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini berserta isinya termasuk dengan aturan dan ketetapan yang dibuat-Nya.
Ayat 62, QS. Al-An’am menjelaskan bahwa orang yang nyawanya dicabut oleh malaikat, akan kembali kepada Allah dan diadili sesuai dengan hukum Allah. Allah memiliki kekuasaan untuk menghukum orang, terkecuali bagi mereka yang beriman. Semua kehidupannya di dunia hanya berdasar atas amal, perbuatan dan tindakannya selama di dunia. Bukan menyalahkan ini adalah karena takdir Allah, tetapi memang kesalahan dari manusia itu sendiri mengapa ia tak mau membenahi dirinya sendiri.
Segala sesuatu hanya milik Allah termasuk nikmat, rezky, anugerah yang diberikan semua dari Allah SWT. Yang mengatur segala bentuk seperti hujan, air, datangnya kiamat, kematian dan sebagainya adalah Allah. Terkadang ada yang menyebutkan bahwa semua yang terkait alam dan isinya diatur oleh hukum karma. Tetapi sebenarnya Allahlah yang mengatur segala sesuatunya termasuk rencana hidup kita. Namun, rencana itu bisa kita ubah apabila kita mau dan bangkit untuk menjadi orang yang berguna, orang yang lebih sholeh, tergantung dari kemauan kita.
Dalam surat At-Taubah ayat 51, Allah berfirman bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan ketetan Allah “Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."
Sedangkan dalam surat Al-Qomar ayat 49-50, bahwa semua yang Allah tetapkan dan ciptakan sudah disesuaikan dengan ukuran dan semua Allah ciptakan hanya dengan kejapan mata Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata”. Segala sesuatu dimata Allah bukanlah hal yang sulit, hanya dengan berkata “kun”, maka jadilah jagat raya yang begitu luas dan indah ini. subhanAllah
Yang perlu kita lakukan sekarang adalah, bawa takdir kita ke jalan yang lebih baik. Karena perlu kita yakini, bahwa Allah tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum, jika kaum tersebut tidak berusaha untuk merubahnya sendiri. So, think the best and do the best.
Hakikat Islam

Islam dari kata aslama berarti menyerahkan diri. Namun, arti kata itu dari segi substansi. Penjelasan lain makna Islam bisa ditarik salima min artinya selamat, sejahtera, kesejahteraan. Makna Islam secara subtantif yang kemudian dirumuskan oleh para ulama sebagai rukun islam dengan mengucapkan syahadat.
Islam pertama-tama adalah suatu keyakinan, suatu iman seperti dicontohkan dalam pengalaman Ibrahim, seorang yang tulus dan cenderung pada kebenaran dan seorang yang menundukkan diri kepada Allah. Sehingga tidak hanya yakin tetapi juga melaksanakan perintah dan larangan-Nya serta syariat-syariatnya. Sebelum menjadi nama untuk keyakinan dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW, Islam diyakini oleh umat Islam sebagai keyakinan dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s.
Dalam surat Ali Imran ayat 19, Allah berfirman bahwa hanya islam, agama yang di anggap kebenaranya. Jika orang kafir mendebat kita akan kebenaran islam, maka kata Allah katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam." Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Dalam QS. Al- Baqarah : 208-209 Allah memerintahkan umat islam untuk memasuki ajaran islam secara sempurna. Selain itu Allah juga melarang kita untuk mengikuti langkah-langkah syaitan. Selnjutnya di dalam QS. Al-Imron : 19-20 Allah mempertegas bahwasanya agama yang diridhai dan dianggap benar hanyalah islam. Dan masih banyak lagi ayat yag menjelaskan tentang hakikat islam.
Secara ringkasnya, bisa di ungkapkan bahwa Islam tidak hanya sebuah nama agama melainkan sudah menjadi suatu keyakinan yang harus kita yakini dan aktualkan dalam kehidupan kita dengan cara selalu melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya untuk mencapai ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan tujuan mengharap ridho dan menunjukkan kecintaan kita terhadap Islam, kepada Allah, maka makna Islam lebih benar-benar dimanfaatkan, bukan hanya menjadi simbol saja. Perdebatan tentang agama lain sebelum-sebelum Islam, bukan menjadi penghalang untuk tetap menegakkan ajaran Islam.
Hakikat Ibadah

Sebagai manusia yang bertuhan, ibadah kepada Allah merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Hal ini tak lepas dari skenario Allah yang dengan sengaja menciptakan Manusia dan jin untuk beribadah kepadanya. Sebagaimana yang tercantum dalam surat Ad-Dzariat ayat 56-58. Ayat 56 berisiDan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Bahwasanya ini dilandaskan atas semua rizki yang diberikan Allah sesuai ayat 57-58.Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh”.
Allah sendiri bertindak demikian bukan berarti dia akan menjadi lemah jika tidak disembah. Ini hanya sebatas ujian atau cobaan untuk melihat siapa diantara hambanya yang tunduk dan patuh akan perintahnya. Karena bagi Allah tidaklah penting sembahan kita, justru kita umat manusia merasa penting untuk menyembah Allah.
Selanjutnya dalam surat Al-Anam, Allah menceritakan salah satu kekasihnya yakni Ibrahim yang lurus dan patuh beribadah kepada Allah. Sehingga menyerahkan segala kepada Allah.Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.
Didalam surat Al-Mukmin ayat 13-20 Allah menyadarkan kita untuk tidak berlaku sombong, karena sesungguhnya kita manusia diciptakan dari air yang hina yakni sperma. Dalam kalimat selanjutnya Allah menggambarkan perjalanan hidup manusia setelah dilahirkan lalu dimatikan kembali, setelah itu Allah bangkitkanya ketika hari kiamat.
Sperma yang selama ini dianggap menjijikan, nyatanya kita tercipta darinya. Dengan demikian tidaklah pantas kita menyombongkan diri kepada Allah. Karena kita dilahirkan dari air yang hina.
Tidak hanya disitu, dalam kalimat selanjutnya Allah mengingatkan kita akan banyaknya nikmat Allah kepada kita berupa hujan, yang mana dengan air itu akan tumbuh pohon dengan bermacam-macam buah yang sebagianya dapat kita makan. Hingga pohon zaitun yang bias kita gunakan sebagai minyak.

Dengan begitu banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita manusia, tidaklah salah jika kita mematuhi segala yang diperintahkan Allah sebagai bentuk terima kasih serta syukur kita kepada Allah.
Hakikat Dzikir dan Doa

Dzikir secara singkat diartikan sebagai perilaku mengingat Allah yang dilakukan dengan mengucapkan kalimat toyyibah. Sedangkan doa diartikan sebagai permohonan atau permintaan atas sesuatu yang dilakukan seorang hamba kepada tuhanya.
Dzikir dzikir diperintahkan oleh Allah, sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Ahzab ayat 41-42 “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. Karena sesungguhnya Allah lah yang memberikan nikmat kepada kita dan mengeluarkan kita dari jalan kegelapan.
Allah berikan keistimewaan kepada orang yang senantiasa berdzikir, Karena orang yang demikian akan selalu di ingat oleh Allah dan tidak pernah luput dari nikmatnya, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 152 “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.
Adapun manfaat dari berdzikir adalah hati menjadi tentram dan damai, hal ini sudah Allah pastikan dalam surat Ar-Ra’du ayat 28 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Faedah selalu ingat kepada Allah dan merenungkan ciptaan-Nya terdapat dalam Ali Imran ayat 190-191 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka“.
Adapun doa, Allah menggaransikan akan mengabulknya sebagaimana tercantum di dalam al-quran”Aku mengabulkan doa orang yang meminta kepada-Ku, maka mintalah kepada-Ku”. Tetapi itu baru bisa terjadi bagi hambaya yang benar-benar beriman, yang dengan tulus menjalankan segala kewajiban yang Allah berikan. karena sesungguhnya Allah maha penyayang dan pemurah kepada hamba-Nya.
Sebagai muslim, sudah selayaknya kita senantiasa berdzikir kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya dengan berdoa.
Pokok-Pokok Kebaikan

Kebaikan yang ada di dunia ini memiliki berbagai macam dan cara dari mulai berjuang dijalan Allah, mensiarkan agama Allah hingga meminggirkan duri dari jalanan. Akan tetapi ada beberapa pokok kebaikan yang perlu kita ketahui. Dalam QS. Al-Baqarah:177 Allah menjelaskan beberapa pokok kebaikan atara lainsebagai berikut:
a.    Memberikan sebagian harta kepada keluarga terdekat kita yang membutuhkan
b.    Menyodakohkan sebagian harta untuk anak-anak yatim karena mereka membutuhkan kasih sayang dan bantuan seperti untuk makan, pendidikan, dll
c.    Memberikan sebagian harta kepada musafir yang membutuhkan
d.   Memerdekaan hamba sahaya dengan memberikan harta
e.    Melaksanakan ibadah salat dengan melakukan rukun dan syariat-syariatnya
f.     Menunaikan zakat bagi orang yang berharta dan memberikannya kepada orang yang berhak mendapatkannya
g.    Menepati janji bagi mereka yang telah melangsungkan perjanjian
Jika kita amati dari semua pokok-pokok diatasm terlihat ada keseimbangan antara ibadah dengan Allah dan ibadah social. Ini menunjukan bahwa islam mengajarkan kepada kita kepedulian akan sesama, tidak hanya kepada Allah.
Dirinya yang mengaku ia beriman dan bertaqwa kepada Allah, selayaknya melakukan kebaikan di dalam hidupnya, selalu berhati-hati dalam bersikap agar tidak dikuasai oleh setan, untuk menghindari kebatilan.
Perbedaan yang buruk dengan yang baik dalam surat Al-Maidah ayat 100 Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."
Antara baik dn buruk diantara sebuah perkara bukanlah hal yang sama, melainkan dari perbuatannya itu bisa dilihat apakah ia telah memberikan manfaat atau justru membahayakan, antara menjadi yang baik atau hanya merusak saja. Itu semua masing-masing ada hukum perkaranya. Sungguh melakukan hal yang baik lebih menjadi uatam dibanding dengan berbuat buruk karena buruk itu tak berguna, bahkan bisa membahayakan dan menyakitkan baik dirinya maupun orang lain didekatnya.
Sebagai muslim yang baik, mari kita bedakan yang baik dan yang buruk. Kita lakukan semua kebaikan dan kita buang jauh-jauh segala keburukan.
Hakikat Hidayah

Hidayah merupakan susuatu yang di idam-idamkan, orang non-islam pun akan merindukan hidayah seandainya tahu betapa benarnya islam. Tapi yang menjadi permasalahan tidak semua orang bisa mendapat hidayah. Ada orang yang Allah kehendaki atasnya kesesatan.
Seperti yang termaktub dalam surat Al-Anam ayat 39 ”Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus”.
Firman yang sama juga terdapat dalam surat Al-Anam ayat 125”Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya[503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit …”
Tapi bukan berarti Allah tidak menunjukanya, karena sesungguhnya Allah memfasilitasi bagi manusa agar bias menerima kebenarana Allah dengan di anugerahkanya akal dan diturunkanya wahyu.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Yunus ayat 25 “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)” kata darusalam berarti tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan. Dalam tafsirnya dikatakan bahwa hidayah Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Lagi-lagi Allah mengingatkan kita bahwa Al-Quran diturunka untuk mnerangi jalan kita menuju kebaikan sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat Al-Maidah ayat 16 “Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
Jadi intinya, meskipun hidayah merupakan kewenagan Allah. Tapi disisi lain, Allah pun mendekatkan kita untuk memperoleh hidayah denga menganugerahkan akal dan wahyu.
Keutamaan Ilmu dan Orang-orang Berilmu
Kebodohan adalah salah satu sebab utama seseorang terjerumus ke dalam kemaksiatan dan kefasikan, bahkan ke dalam kemusyrikan atau kekafiran. Ilmu adalah sesuatu yang berharga yang bias dimiliki setiap orang.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Kebaikan anak Adam adalah dengan iman dan amal shalih, dan tidaklah mengeluarkan mereka dari kebaikan, kecuali dua perkara: Pertama: Kebodohan, kebalikan dari ilmu, sehingga orang-orangnya akan menjadi sesat. Kedua: Mengikuti hawa-nafsu dan syahwat, yang keduanya ada di dalam jiwa. Sehingga orang-orang akan mengikuti hawa-nafsu dan dimurkai (oleh Allah)”. (Majmu’ Fatawa 15/242)
Demikian juga orang-orang yang beribadah kepada Allah dengan kebodohan, maka sesungguhnya mereka lebih banyak merusak daripada membangun. Tapi yang menjadi pertanyaan, apakah setiap orang mau mencari ilmu? Oleh karenanya Allah sengaja meninggikan derajat otang yang berilmu sebagai motivasi bagi manusia untuk bersemangat dalam mencari ilmu.
Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat." Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini menunjukkan atas besarnya keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di dunia dengan tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang dengan kebaikan) dan mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh tubuh dan panca indera) di akhirat dengan tingginya kedudukan di jannah. (Fathul Baarii 1/141)
Secara ringkas keutamaan menuntut ilmu adalah :
1.    Allah memudahkan jalan ke sorga bagi orang yang menuntut ilmu.
2.    Seorang ‘alim dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air.
3.    Malaikat membentangkan sayap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan.
4.    Keutamaan seorang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang.
Bab III. PENUTUP

Penutup

Alhamdulillah, dengan segala upaya, akhirnya kumpulan artikel sederhana ini mampu di selesaikan tepat waktu. Sebenarnya ingin rasanya membahas lebih dalam semua pembahsan yang disajikan, namun karena segala keterbatasan, penyajian hanya di kupas secara singkat.
Semoga apa yang singkat ini mampu memberikan manfaat yang abadi bagi semua orang. Karena bagian dari kesuksesan hidup adalah ketika apa yang kita lakkan mampu bermanfaat bagi sesama.
Demikian yang dapat saya berikan, sekali lagi mohon maaf atas segala kekuranagn dan kekhilafan. Atas perhatianya saya ucapkan terima kash.

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Ikan Arwana untuk Kontes Ala Iseereds Jakarta

Bibit Ikan Arwana Iseereds Jakarta foto Fedrik/Jawa Pos Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan. --- ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin. Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara,

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )  (رواه البخارى) “Aj

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.