Skip to main content

Sondang Tidak Bodoh

OLEH : FOLLY AKBAR
Dengan melihat aktivitas keseharian sondang, lalu tempat sondang melakukan aksi, dan kondisi Negara saat ini yang carut marut, sudah bisa menjelaskan motif apa yang melatarbelakangi aksi Sondang. Hampir bisa dipastikan bahwa aksi yang dilakukan Sondang adalah bentuk protes kepada pemerintah. Adapun caranya dengan membakar diri, ini mengindikasikan rasa frustasi akan perjuanganya yang tak kunjung berhasil. Perjuanganya dalam organisasi Hammurabi selama beberapa tahun , jelas menggambarkan bahwa akal Sondang tidaklah pendek. Sondang sudah menggunakan cara yang baik, cara yang mampu menggambarkan intelektual yang dimilikinya dalam memperjuagkan aspirasinya. Tapi karena sulitnya tembok birokrasi yang dia hadapi, aksi bakar diri adalah bentuk perjuangan terakhir yang dia lakukan.
Bagi manusia, nyawa adalah sesuatu yang paling berharga dari semua yang dimiliki. Manusia akan berusaha sekuat tenaga menghindari segala marabahaya demi menyelamatkan jiwanya. Jelas akan sangat mustahil jika aktivis HAM sekaliber Sondang merelakan nyawanya hanya untuk mencari sensasi atau untuk kepentingan kelompok lain. Terlepas dari cara yang dilakukan, jiwa agent of change yang ditunjukan Sondang sangat perlu kita apresiasi. Karena sudah sangat jarang mahasiswa yang masih memikirkan nasib bangsa.
 

Adanya kesigapan pemerintah dalam mengantisipasi dampak dari aksi Sondang, membuat masyarakat meragukan itikad baik Sondang. Pemerintah mampu mengarahkan wacana yang ada dimasyarakat dengan memainkan politik medianya di media massa. Pemerintah selalu mengembiri cara yang dilakukan Sondang, tanpa pernah menyentuh intisari pesan yang disampaikan Sondang. Hal ini mengakibatkan masyarakat tidak terketuk dengan aksi Sondang, justru sebagian mencibirnya. Padahal, Sondang merelakan nyawanya untuk kehidupan rakyat Indonesia yang lebih baik dan adil.
Jika demikian adanya, hampir dipastikan pengorbanan Sondang akan sia-sia. Tidak adanya feedback yang baik dari pemerintah tentu sangat memprihatinkan kalangan aktivis. Kejadian serupa bahkan lebih ekstrim lagi sangat mungkin terulang, seandainya pemerintah tidak segera memperbaiki kinerjanya. Akan sangat disayagkan, jika indonesia kehilangan putra-putri bangsa yang memiliki itikad baik bagi bangsa, hanya karena frustasi melawan pemerintahan yang tutup telinga, mata dan hati.
Boleh kita bertanya, dengan cara yang seperti apa lagi pemerintah mau mendengar aspirasi rakyat?

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Ikan Arwana untuk Kontes Ala Iseereds Jakarta

Bibit Ikan Arwana Iseereds Jakarta foto Fedrik/Jawa Pos Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan. --- ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin. Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara,

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )  (رواه البخارى) “Aj

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.