Air Cat Gas
Air hujan yang baru saja usai tertumpah, otomatis langsung menghapus bau cat di tembok rumahku. Anugerah yang luar biasa mencium bau hujan sehabis lelah menimpa. Syaraf-syaraf penatku yang tersumbat bau kimia, langsung mencair diporak-porandakan oleh gelombang oksigen. Aku seakan berenang di gas yang jernih di beranda rumah.
Ski Zat Alur
Lima ski yang dikendarai anak-anak meluncur bersamaan derasnya gelombang air di jalan depan rumah. Wow, begitu liarnya imaji bocah sehingga mereka menjadikan pelepah pisang sebagai papan luncur. Hanya karena ingin menikmati air pancuran dari langit. Ingin rasanya balik lagi ke masa kecil, bukan hanya jiwa kekanak-kanakanku yang terperangkap dalam tubuh jenjang.Kalau saja ada zat pengubah yang bisa mengubahku ke tubuh kecil, akan kubeli dengan harga berapapun. Dan kalau itu benar terjadi, aku akan mengubah semua alur trauma masa kecilku menjadi kegembiraan.
Arus Asap Batu
Arus kedewasaan yang kini kujalani membuatku gila, itulah mengapa aku ingin bermain bersama mereka berjingkrakan di belantara hujan. Kalau sudah menjadi gila hampir selalu aku meminta bantuan batang berasap agar otakku yang membatu, mencair. Dan kalau bisa kubiarkan hilang menguap.
Bola Gigi Itik
“Buuk…!” Tiba-tiba entah dari arah mana bola menghantam tubuhku, membuyarkan lamunan. Spontan, kutangkap bulatan karet belepotan ini. Kuberanjak dari bangku bambu panjang untuk melihat dari mana sumber arah bola ini. Di kiri seberang jalan, kulihat lima anak tadi saling tunjuk-menunjuk atau mungkin dorong-mendorong, kiranya saling lempar tanggung jawab siapa yang menendang bola ke arahku. “De…!” Sial sekali diriku sampai-sampai tak tahu namaanak-anak tetangga padahal aku sudah tinggal lama di kompleks ini, persetan dengan kesibukan di kantor. “De…!” Entah siapa dari mereka yang kupanggil, sekarang yang aku lihat ada satu orang anak sedang memperlihatkan deret giginya padaku. Anak itu bagai robot yang sedang merayuku agar aku tak marah, tangannya yang mengaruk-garuk belakang kepalanya serta pelan-pelan maju ke arahku. Ia bertelanjang dada dan tertunduk seperti Itik yng basah kuyup, sesampainya ia didepanku. “Maaf om, tad tadi sa saya yang ten…dang bolanya om…” Bagus iamengaku salah.
Aku jongkok untuk menyamakan posisi tubuhku dengan badannya. Ia sesekali nanar melihatku, walau kubalas dengan senyuman. Bola kusorongkan ke dia, “boleh om bermain bola dengan kalian?”
***
Flash Fiction di atas adalah contoh fiksi yang saya tulis dengan tiga kata kunci. Lebih jauh, tiga kata kunci untuk satu alinea. Dalam kalimat lain, cara menulis fiksi dengan tiga kata kunci ini adalah salah-satu tips bagaimana menulis fiksi dalam bentuk apapun (entah itu FF, cerpen, novelet, cerber ataupun novel). Menurut saya, cara ini efektif bagi seseorang yang ingin menulis fiksi (katakanlah ia pemula, baru ingin menuls cerita) atau seseorang yang ingin kembali menulis fiksi tapi tidak tahu apa yang ingin ditulis. Pendek kalimat, mengalami kebuntuan (seperti saya yang sudah lama tak menulis fiksi tiba-tiba ingin menulis cerita).
Okeh langsung saja caranya:
1. Kumpulkan tiga kata benda, apapun itu namanya (baik kata benda berwujud maupun tidak).
2. Kemudian tiga kata benda yang terkumpul, dibayangkan dalam imajinasi. Apa yang dibayangkan? (1) Bisa suatu situasi yang tiga kata benda itu termasuk di dalamnya. Sederhananya begini, hubungkan dengan narasi satu kata benda yang teridentifikasi, dengan kata benda teridentifikasi lainnya. Hayolah, latihan ini seperti pelajaran bahasaIndonesia ketika SD dulu. Misal: Ibu…….pasar. Nah, titik-titik itu bisa diisi dengan kata kerja apapun, terserah: berjualan, mengunjungi ataupun berkampanye.
(2). Bisa suatu foto imajiner yang tiga kata benda itu berada di dalamnya. Lalu, deskripsikan gambaran foto imajiner tersebut. Ya seperti mendeskripsikan suatu “foto jurnalistik” atau “foto esay.”
3. Untuk lebih mudahnya, setiap tiga kata benda yang teridentifikasi, untuk satu alinea. Itu satu. Kedua, untuk lebih mudahnya, mulailah dengan bentuk fiksi Flash Fiction. Poin tiga ini bisa anda langgar kalau misalnya anda masih ada ide untuk menyambungkan kalimat per kalimat sehingga bisa saja menjadi cerpen.
Bagaimana dengan plot cerita? Jangan khawatir ketika anda sudah menyelesaikan satu alinea lalu memulai lagi dengan alinea kedua, secara ajaib otak anda akan mengikuti alur plot dengan mengunakan panduan alinea pertama. Dengan syarat, tulis saja semua dahulu tanpa berhenti untuk mengedit (termasuk mengedit untuk kalimat-kalimat sastra dan “show don’t tell”).Nah keajaiban otak anda juga akan berguna ketika ingin mengakhiri cerita.
Oia ketika menarasikan atau mendeskripsikan tiga kata benda, jangan terpaku dan kaku dengan harus menuliskan tiga kata benda itu sendiri. Tiga kata benda itu bisa kita jadikan: kata kerja (batu menjadi membatu), kata jamak (ski menjadi lima ski), kata sifat ataupun kata keterangan.
Nah masalahnya, dari mana saya mendapatkan sumber tiga kata benda? Bisa dari mana saja mendapatkannya. Paling mudah dari kamus bahasa, di sana ribuan gudang kata banyak kita temukan. Saya sendiri menemukan berbagai kata benda untuk FF di atas di peranti lunak KBBI (untuk mendapatkannya, baca ini ). Anda bisa juga mendapatkan daftar kata benda dari, misal, buku TTS (Teka-Teki Silang) atau kolom TTS di harian Kompas cetak hari Minggu.
Comments