Kolombia. Inilah negara yang tidak bisa dipandang remeh pada pagelaran
Piala Dunia 2014 di Brazil mendatang. Dengan pencapaian yang mereka perlihatkan
dua tahun belakangan, bukan tidak mungkin, tim berjuluk Los Cafeteros
tersebut mampu menjungkalkan negara pemegang tradisi Piala Dunia seperti Italy,
Jerman, Argentina, juara bertahan Spanyol, bahkan tuan rumah Brazil.
Bukan hanya menyandang peringkat dua kualifikasi zona CONMEBOL, Kolombia
datang ke Brazil dengan sederet pemain bintang yang malang-melintang di Eropa.
Di belakang ada palang pintu andalan AC Milan, Cristian Zapata, di tengah ada
pemain kaliber Fredy Guarin (Internazionale Milan) dan Juan Cuadrado
(Fiorentina), dan jangan lupa, di depan ada penyerang haus gol ,Radamel Falcao
(AS Monaco).
Dalam catatan sejarah Piala Dunia, tim yang kini ditangani Jose Pekermen
tersebut sebenarnya tidak memiliki tradisi yang baik, bahkan terkesan pasang
surut. Sejak pesta sepak bola sejagat pertama kali digelar di tahun 1930, Kolombia
baru bisa menembus putaran final pada tahun 1962. Itupun berakhir tragis, dengan
menempati juru kunci di putaran satu -setelah hanya sekali imbang melawan
Uruguay, dan dua kali kalah ditangan Uni Soviet dan Yugoslavia.
Hanya menonton di enam Piala Dunia selanjutnya, Kolombia kembali mengejutkan
dunia dengan menembus putaran final tiga kali berturut-turut pada era 90-an
(1990, 1994, dan 1998). Tapi sayang, dalam tiga kali keikutsertaanya, Kolombia gagal
menunjukkan peforma menawan. Prestasi terbaiknya hanya menembus putaran dua
pada tahun 1990. Setelah itu, Kolombia harus kembali absen, dan baru bisa melepaskan
dahaganya di tahun ini.
Tapi catatan sejarah tidak bisa dijadikan acuan sepenuhnya. Di bawah asuhan
pelatih yang pernah membawa Argentina tiga kali juara Piala Dunia U-20, Kolombia
benar-benar telah membuktikan kualitasnya. Posisi lima dalam ranking FIFA, dan
ditempatkan sebagai unggulan dalam drawing sudah cukup menunjukkan betapa tim
ini kompetitif.
Pada Piala Dunia tahun ini, Kolombia tergabung di grup C bersama Yunani, Jepang,
dan Pantai Gading. Tanpa meremehkan lawan-lawannya, tampaknya bukan hal yang
sulit bagi Kolombia melenggang ke babak 16 besar. Dan bukan hal yang mustahil
pula, jika Kolombia sanggup melangkah lebih jauh. Apalagi Piala Dunia digelar
di Brazil. Letak geografis yang dekat jelas menguntungkan proses adaptasi cuaca
-yang notabene tidak jauh berbeda. Lalu, apakah Kolombia akan menambah jumlah peraih
Piala Dunia? Kita lihat nanti!
Comments