Nani Widjaja dan Ajip Rosidi usai melakukan ijab qabul |
Tatkala Cinta Merekah di Usia Senja
Perkara hati memang tak bisa dikira.
Siapa sangka, di usia 72 tahun, benih-benih cinta di hati Nani Widjaja kembali
merekah kala disiram hangatnya perhatian Ajip Rosidi, 79. Keduanya pun sepakat
menikah.
FOLLY AKBAR, Cirebon
---
NANI WIDJAJA mendadak panik. Langkahnya tertahan. Dari gelagatnya, dia sepertinya tengah mencari seseorang. Benar saja, di tengah ratusan orang yang memadati Masjid Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan Cirebon kemarin (16/4), pemeran Emak dalam serial Bajaj Bajuri itu berteriak-teriak. "Mana Ajip, mana Ajip?" ujarnya dengan raut gelisah.
FOLLY AKBAR, Cirebon
---
NANI WIDJAJA mendadak panik. Langkahnya tertahan. Dari gelagatnya, dia sepertinya tengah mencari seseorang. Benar saja, di tengah ratusan orang yang memadati Masjid Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan Cirebon kemarin (16/4), pemeran Emak dalam serial Bajaj Bajuri itu berteriak-teriak. "Mana Ajip, mana Ajip?" ujarnya dengan raut gelisah.
Tak lama,
sosok yang dicarinya menyeruak dari kerumunan dan tiba di sisinya. Sastrawan
gaek yang sudah menelurkan ratusan karya tersebut tampak kalem dan penuh
karisma dengan rangkaian kuncup bunga melati yang terkalung. Seketika, raut
gelisah Nani langsung sirna. Berganti dengan senyum merona. "Saya kira
tadi hilang, dibawa kabur orang," kata Nani, lantas tertawa lepas.
Wajar saja
jika Nani panik dengan ketiadaan Ajip di sisinya. Sebab, setelah berjalan
beriringan, Ajip tiba-tiba tak tampak karena terhalang berjubelnya ratusan
pengunjung yang memadati Masjid Sang Cipta Rasa. "Kan sudah tua,
bagaimana kalau terdorong?" katanya sambil melirik Ajip. Senyum genit
campur manja menyempurnakan gurat kecantikan yang masih terpancar kuat di wajah
Nani.
Kemarin Nani
dan Ajip mengikat janji suci. Pada pukul 09.30 WIB, akad nikah berlangsung di
bawah naungan masjid yang dibangun para wali itu dengan disaksikan Sultan
Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat. Emas 50 gram
menjadi mahar pernikahan.
Sejatinya
Nani dan Ajip tak menyebar undangan maupun menyiapkan resepsi. Mereka
beralasan, ngapain pernikahan kakek-nenek sampai mengundang orang dan
dirayakan. Namun, semuanya berbalik. Justru pernikahan kakek-nenek yang unik
itulah yang mendorong warga untuk berjubel. Apalagi, rencana pernikahan
tersebut sudah tersebar di media massa.
Tak pelak,
suasana masjid yang biasanya sepi mendadak ramai. Meski akad nikah baru digelar
pada pukul 09.30 WIB, warga berbondong-bondong datang sejak pukul 08.00. Suasananya
bak pasar tumpah.
Semua orang
berlomba-lomba mengabadikan momen tersebut dengan ponsel pintar masing-masing.
Saking ramainya, tidak mudah bagi kedua mempelai untuk berjalan, baik ketika
masuk maupun keluar masjid.
Kenapa
memilih menikah di Cirebon? Nani dan Ajip punya alasan tersendiri. Di Kota
Udang itulah Nani dilahirkan. Adapun Ajip merupakan putra kelahiran Kabupaten
Majalengka. Salah satu daerah yang secara historis masuk Karesidenan Cirebon,
selain Indramayu dan Kuningan. Karena itu, pernikahan kemarin dijadikan ajang nostalgia
bagi kedua mempelai.
Sama halnya
dengan pemilihan Masjid Sang Cipta Rasa. Tempat itu sengaja dipilih untuk
menggaungkan lagi syiar kebudayaan. Ajip yakin, dengan dipilihnya masjid
keraton, akan banyak orang bertanya-tanya. Nah, dari pertanyaan itulah, orang
akan kembali mencari tahu keistimewaan masjid yang dibangun pada abad ke-15
tersebut. "Orang Cirebon sendiri belum tentu tahu bahwa masjid ini masih
asli seperti saat dibangun," tuturnya.
Tentu banyak
yang penasaran dengan kisah perjalanan cinta Ajip dan Nani. Ajip menceritakan,
hubungannya dengan salah seorang aktris dalam serial Tukang Bubur Naik
Haji itu terbangun sejak lama. Bahkan sejak keduanya masih memiliki
pasangan masing-masing. Namun, saat itu hubungan mereka tidak lebih dari sekadar
berkawan.
Seperti
diketahui, sebelumnya Nani adalah istri Misbach Yusa Biran yang meninggal pada
2012. Nani dan Yusa dikaruniai enam anak. Adapun Ajip sebelumnya bersanding
dengan Fatimah Wirjadibrata yang tutup usia sekitar 2,5 tahun lalu. Ajip dan
Fatimah juga dikaruniai enam anak.
Pada akhir
2016, hubungan antara janda dan duda itu menjadi lebih dekat. Itu pun bisa
dikatakan tidak sengaja. Semua berawal dari kebutuhan Ajip berobat di Jakarta.
Saat bolak-balik berobat itulah, Ajip kerap bertemu dengan Nani. Entah karena
angin apa, komunikasi keduanya semakin lama semakin intens. "Mungkin
karena sama-sama butuh teman," kata Ajip, lantas tersenyum.
Karena
merasa cocok, pria kelahiran 31 Januari 1938 itu pun nekat menyatakan
ketertarikan kepada Nani. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Feeling Ajip
benar, ternyata Nani memiliki perasaan yang sama. "Maka, kami sepakat
menikah," tuturnya.
Nani
mengakui, pada awalnya rencana pernikahan tersebut sempat dipertanyakan
anak-anaknya. Penyebabnya, usia keduanya tidak lagi muda. Namun, setelah
dijelaskan bahwa keduanya membutuhkan teman satu sama lain, restu dari
anak-anaknya pun datang.
Menurut
Nani, menikah di usia yang tua bukan hal yang mudah, karena tidak lumrah di
masyarakat. Sempat tersirat sedikit rasa malu. Bahkan, dia merasa bahwa
pernikahan keduanya itu jauh lebih mendebarkan daripada yang pertama. "Ini
lebih deg-degan dari yang pertama lho," ungkapnya, lantas tertawa.
Saat ditanya
soal rencana bulan madu, dengan raut tersipu Nani tidak membantah. Meski bukan
lagi anak muda, dia menilai kakek-nenek pun berhak menikmati bulan madu.
"Memangnya cinta terbatas ke anak muda saja?" ujarnya, berkelakar.
Sayang, Nani menutup rapat-rapat soal ke mana bulan madunya.
Setelah
melangsungkan pernikahan, Ajip berencana membawa Nani ke kediamannya di
Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Di rumah yang berada di persawahan itu, dia
ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Nani. Tentu dengan melanjutkan
aktivitasnya sebagai seniman.
Meski
demikian, dia menegaskan tidak melarang istrinya untuk beraktivitas sesuai
profesi sebagai aktris. Namun, dia mengisyaratkan, kemungkinan dengan intensitas yang
lebih sedikit. "Tapi, saya tetap akan mengingatkan untuk memperhatikan
keluarga," ujarnya.
Salah
seorang anak Nani, Cahya Kamila, mengaku senang dengan apa yang telah diraih
sang bunda kemarin. Apalagi, ibunya tampak bahagia, bisa kembali menemukan
pasangan hidup di masa tua.
Cahya tak
menampik bahwa dirinya, dan saudaranya yang lain sempat kaget dengan rencana
pernikahan tersebut, mengingat usia Nani yang sepuh. Namun, karena Ajip dikenal
baik dan bisa membuat sang ibu ceria, mereka luluh. "Ternyata membawa
dampak positif buat ibu, kebahagiaan lahir dan batin. Mudah-mudahan menyehatkan
ibu," tuturnya.
Namun, dia
berharap pernikahan itu tidak berujung lahirnya adik baru untuknya. Di usia
yang sudah tidak muda, tujuan pernikahan sejak awal hanya mencari pendamping di
hari tua. "Bukan untuk mendapatkan momongan lagi, tapi kita nggak ada
yang tahu ya. Tujuan menikah ini adalah menjadi teman hidup, ngobrol, gitu
aja," kata anak ketiga Nani itu.
(Artikel ini terbit di Koran Jawa Pos edisi 17 April 2017)
Comments