Skip to main content

Cerita Albert Gilbert Nanlohy, Pelatih Tinju yang Melatih Presiden Jokowi

Abed saat melatih Presiden Jokowi



Berawal dari pengganti, kini Albert Gilbert Nanlohy atau akrab disapa Abed menjadi pelatih tinju yang rutin melatih Presiden Joko Widodo. Di antara murid-muridnya, presiden termasuk yang cepat tangkap.

Folly Akbar, Kota Bogor *)

NAMA Abed mungkin tidak akan setenar sekarang, jika Udin Syamsudin, pelatih tinju senior di Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Kota Bogor tidak berhalangan. Sebab, pada awalnya, yang direkomendasikan KONI Kota Bogor untuk melatih Presiden adalah udin. Bukan Abed.
Namun, kondisi kesehatan udin yang sedang tidak baik, rupanya membawa berkah tersendiri bagi Abed. “Saya menggantikan yang senior kurang sehat,” ujarnya saat ditemui di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Jumat (16/3).
Ya, belakangan, Abed menjadi buah bibir sebagaian netizen. Pasalnya, pria berbadan kekar itu masuk dalam video VLOG presiden Joko Widodo. Di situ, presiden memperkenalkan Abed sebagai pelatih tinjunya.
Usut punya usut, kabar penunjukkannya menggantikan Udin sendiri terhitung cukup mendadak. Hanya sepakan jelang latihan perdana. Tepatnya, di suatu sore di bulan November 2018. Dia lupa tanggal pastinya. Tawaran itu tiba saat dia tengah melatih petinju muda Kota Bogor di Komplek Balaikota. Dia diminta Pertina melatih presiden.
Pada awalnya, pria asal Ambon itu mengaku terkejut, ditunjuk menjadi pelatih presiden. Maklum saja, kariernya sebagai atlet tinju terbilang tidak bagus-bagus amat. Hanya pernah juara tiga Sijori Cup. Turnamen tinju amatir yang digelar di Kota Batam pada tahun 1995.
Sementara sisanya, hanya mengikuti turnamen-turnamen level lokal-nasional di beberapa daerah. Usahanya untuk mengikuti turnamen di luar negeri tak kunjung datang. Dengan kondisi itu, di benaknya, masih banyak petinju yang lebih hebat.
Namun Istana rupanya memiliki pertimbangan lain. Presiden bukan mencari pelatih untuk dipersiapkan mengikuti turnamen. Melainkan, hanya untuk olahraga. Presiden ingin pelatih yang dekat. Yang sewaktu-waktu bisa datang dengan cepat ke Istana Bogor jika ada waktu luang. Akhirnya, dia pun menerimanya dengan antusias.
“Karena ada waktu luang bapak suka joging panahan kuda. Mungkin pengen belajar olahraga yang lain tinju. Sebagai pelatih harus siap,” imbuhnya.
Alhasil, usai mantap dengan keputusannya, Abed pun mulai menyiapkan diri. Selama sepekan itu, di tengah jantungnya yang sedikit berdebar, dia berfikir dan memilah. Menentukan menu latihan seperti apa yang cocok untuk Presiden Jokowi.
Semakin mendekati hari latihan, rasa gugup itu semakin menghantui. Dan puncaknya, terjadi di hari H. Maklum saja, yang dia latih bukan lagi pemuda-pemuda desa atau komplek yang biasa dilatih di kawasan balaikota. Kini, dia harus membimbing orang nomor satu di seantero republik. Seorang yang juga menjadi simbol negara. Takut-takut, ada yang salah.
“Pertama kali gugup juga saya. Ga nyangka bisa sampe melatih bapak,” dengan logat sundanya yang sudah kental. Sampai-sampai, dia lupa tanggalnya. Seingatnya, pertengahan November.
Usai menjalani pemeriksaan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Abed pun menemui presiden. Di situ, kata dia, semua peralatan sudah disediakan. Lengkap. Mulai dari sarung tangan, handuk, samsak dan sebagainya. Setelah bersalaman dan sedikit basa-basi, keduanya pun berlatih. Dimulai dengan pemanasan dan senam-senam kecil.
Setelah dirasa cukup, Abed pun mengajari presiden dasar-dasar bermain tinju. Mulai dari posisi kuda-kuda, posisi tangan, cara memukul, gerakan maju mundur, menghindari pukulan, hingga teknik melompat sambil melayangkan pukulan. “Sebetulnya  latihan sama-sama yang lain,” tuturnya.
Awalnya dia merasa sangat gugup untuk memerintahkan presiden ini itu. Namun Abed berupaya meneguhkan hatinya, bahwa dia seorang pelatih.
Tak disangka, Presiden rupanya merasa cocok dengan pola latihannya. Selanjutnya, Abed pun menjadi pelatih tinju langganan presiden. Hingga kini, terhitung sudah empat bulan mantan walikota solo itu menjalani ‘privat’ tinju dengannya. Meski demikian, kata dia, tidak setiap pekan presiden bisa berlatih. Hal itu bergantung pada aktivitasnya.
Jika sedang kunjungan kerja ke daerah, biasanya latihan ditiadakan. “Misal pekan lalu presiden ke cirebon, ya tidak latihan,” kata dia. Pada kurun satu bulan, umumnya hanya satu sampai dua kali presiden berlatih tinju. Dalam hitungannya, sudah lebih dari tiga kali Presiden berlatih.
Secara teknis, ceritanya, tidak ada perbedaan yang terlampau jauh saat melatih presiden dengan lainnya. Karena prinsipnya, yang diajarkan sama dengan para pemula lainnya. Kalaupun ada perbedaan, mungkin hanya pada intensitasnya. Sebab, harus disesuaikan dengan fisik presiden. Jika berlebihan dikhawatirkan mengganggu kerja dinasnya.
Lantas, bagaimana kekuatan fisik presiden? Ayah dengan tiga anak itu menilai, meski memiliki tubuh yang relatif kurus, fisik Jokowi cukup prima. Pukulannya cukup kuat dengan gerakan yang lincah untuk seusianya. Dalam sekali latihan, presiden bisa menghabiskan waktu sekitar 45 menit sampai satu jam.
Bukan hanya itu, suami Iriana itu rupanya termasuk orang yang mudah menangkap. Menu latihan dilahap dengan waktu yang cepat. Bahkan jika dibandingkan murid-muridnya, yang notabene secara usianya jauh lebih muda.  “Dia bagus termasuk murid yang cerdas. Apa yang kita ajarkan langsung bisa.,” kata dia dengan wajah antusias.
Saat menjalani latihan, Abed mengaku tidak terlalu banyak bicara dengan presiden. Kalaupun ada obrolan, paling-paling hanya soal menu latihan dan persoalan tinju. “Sudah latihan beres ya sudah kita minum. Mungkin beliau ada waktu kerja,” ungkapnya. Bahkan, empat bulan berlatih, belum sekalipun dia meminta foto bareng presiden.
Lalu, apakah pernah memukul presiden saat latihan tinju? Pria yang kini berstatus PNS itu hanya menggelang. Bukan karena ada larangan, dia beralasan, lebih pada tujuan. Menurutnya, tinju yang dilakukan presiden hanya olahraga, bukan pertandingan yang memaksa seseorang untuk melayangkan pukulan.
“Ini olahraga untuk jasmani dan rohani. Jadi ga perlu mukul kuat. Bukan sebagai tinju profesional,” kata dia.
Kini, setelah empat bulan berselang, rasa gugup sudah hilang dari dirinya. Berganti menjadi rasa bangga tiada tara. Ketiga anak dan istrinya pun ikut mengelu-elukan ayahnya. Apalagi, video VLOG yang dibuat presiden viral di sosial media. Memancing perhatian para netizen.
Diakuinya, kehidupan sosialnya sedikit berubah pasca booming VLOG tinju. Setidaknya, di lingkungannya. Setiap berjumpa dengan kerabat, kini Abed harus siap menerima sanjungan atau bahkan gurauan. Bahwa kini, dia menjadi pelatih presiden.
Abed sendiri sangat berterima kasih dengan presiden. Sebab, sudah ikut membantu mengkampanyekan olahraga tinju. “Mereka (Pertina) salut bapak mau main tinju, sebagai kepala negara baru sekrang,” pungkasnya.
Pada kesempatan sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, dirinya ingin terus menjajal berbagai cabang olahraga. Sebelum tinju, dia juga berlatih panahan, futsal, berkuda, bersepeda jogging. Soal olehraga tinju, presiden punya pandangan sendiri. Selain fisik, kata dia, tinju juga melatif konsentrasinya.
”Di dalamnya ada pelajaran tentang kecepatan tubuh, gerak refleks, dan konsentrasi pikiran,” ujarnya kepada wartawan.
Dengan demikian, dia berharap bisa membentuk tubuh yang sehat dan bugar. Sehingga  melahirkan pikiran yang jernih. Diakuinya, olahraga tinju sangat berat. "Saya coba sudah 4 bulan dan benar 45 menit saja sudah capek dan sudah basah, keringatan semuanya," ungkap Presiden. *)

Dimuat di Koran Jawa Pos edisi 19 Maret 2018

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Ikan Arwana untuk Kontes Ala Iseereds Jakarta

Bibit Ikan Arwana Iseereds Jakarta foto Fedrik/Jawa Pos Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan. --- ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin. Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara,

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )  (رواه البخارى) “Aj

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.