Booming VLOG Presiden berlatih Tinju membangkitkan
kembali ingatannya saat melatih panahan satu tahun yang lalu. Konsistensi Presiden
dalam menggunakan alatnya, luwesnya protokeler, hingga dibelikan baju jadi
momen paling berkesan buat Rizal.
Folly
Akbar, Kota Bogor
WAJAH
Rizal Banardi sangat antusias dan tampak bersemangat. Tatapannya penuh
kebahagiaan dan kebanggaan saat bercerita. Sesekali, senyum tersungging dari
pria yang akrab disapa Rizal tersebut.
Maklum
saja, yang diceritakan pria kelahiran Bogor 8 Agustus 1963 Itu memang bukan hal
biasa buatnya. Bahkan, salah satu momen paling menyenangkan, sekaligus
membanggakan selama 55 tahun hidupnya.
Yakni,
kala menjadi pelatih panahan orang nomor satu di Indonesia saat ini, Presiden
Joko Widodo. Tangan dingin dialah, yang membimbing presiden berlatih panah,
hingga mengikuti kejuaraan panahan di Bogor Januari 2017 lalu.
Ya,
meski sudah berlangsung sekitar satu tahun lalu, Rizal masih mengingat betul,
momen-momen melatih Presiden ke tujuh Indonesia itu. Dan ketika netizen
indonesia ramai membicarakan VLOG Presiden berlatih Tinju, ingatan manisnya
seolah bangkit.
"Saat
itu terkejut juga bisa melatih Presiden," kata Rizal saat ditemui di
sebuah resto di Kawasan Paledang, Kota Bogor, Jumat (18/3). Bahkan, hingga
sekian lama berlalu, rasa tak percaya itu masih menyelinap disanubarinya hingga
saat ini.
Kala
itu, lanjutnya, permintaan untuk melatih Presiden tiba-tiba datang dari
Komandan Kodim (Dandim) Kota Bogor yang saat itu dijabat Letkol Mukhamad Albar.
Awalnya, dia sendiri tak tahu betul, kenapa permintaan itu bisa datang dari
istana.
Namun
usut punya usut, berdasarkan cerita istri Dandim, rupanya permintaan itu tidak
lepas dari sosok Kahiyang Ayu, putri Presiden Jokowi. Saat itu, satu-satunya
anak perempuan Presiden itu kepincut olahraga panah setelah diperlihatkan
kejuaraan panahan olah keluarga Dandim.
"Dia
(Kahiyang) pengen belajar. Ga tau gimana sampai ke presiden," imbuhnya.
Saat
menyiapkan pelatih panahan untuk Presiden, awalnya Rizal menyodorkan nama-nama
lain. Kebetulan dia menjabat Ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kota
Bogor. Selain itu, pengalamannya di panahan pun baru sekitar lima tahunan.
Namun dalam prosesnya, pihak istana justru menginginkannya langsung untuk
menjadi pelatih.
Nah,
pada 10 September 2016, dia pun menghadap Presiden di Istana Bogor. Pada
kesempatan itu, Jokowi menyampaikan alasannya ingin bermain panahan. Menurut
ceritanya, rupanya, berlatih panahan merupakan mimpi lama presiden. Bahkan
sudah didambakan sejak masih menjabat Walikota Solo.
"Saya
sempat bilang, kita pemain lokal ga punya prestasi. Kenapa ga ambil
Jakarta," kata Rizal mempertanyakan.
"Cari
di sini (Bogor) karena bukan untuk prestasi, tapi rekreasi yang bisa
sewaktu-waktu bisa diajak latihan," jawab presiden, sebagaimana ditirukan
Rizal.
Usai
terjalin kesepakatan, pria yang bekerja di sektor properti itu langsung
menyiapkan peralatan. Mulai dari panah, busur, bantalan target, alat pelindung
badan dan sebagainya. Selain itu, dia juga menyiapkan tim pelatih. Pasalnya,
bukan hanya presiden yang berlatih, tapi juga keluarga presiden. Ibu Iriana,
Kahiyang, samai putra bungsu Presiden, Kaesang Pangarep.
Secara
bersamaan, menu latihan yang akan disodorkan pun mulai dipikirkan. Tapi, bukan
hanya teknis pelatihan, dia juga belajar soal adab berhadapan dengan orang
nomor satu di Indonesia. "Saya membayangkan ini senjata tajam. Apakah ada
keamanan dan seterusnya," bebernya.
Saat
hari perdana latihan itu tiba, Rizal sedikit terkejut. Rupanya, melatih
Presiden tidak serumit yang dibayangkan. Tidak ada proses screening yang ketat meski dia membawa busur yang notabene alat
tajam. Prosesnya sangat cair. Dalam beberapa momen, bahkan Rizal harus
menyentuh presiden. Mulai dari tangan, lengan, dan bahu. semuanya
diperbolehkan.
"Mungkin
karena kita datang atas referensi dandim," ujar pria dengan latar belakang
atlet Softball itu lantas tersenyum.
Di
situ, presiden diajarkan dasar-dasar panahan. Mulai dari posisi kuda-kuda, cara
memegang panah, memegang busur, menarik busur, sampai penempatan posisi busur
yang baik.
Kegiatan
itu, terus terus berlanjut. Hampir setiap pekan, jika tidak ada kegiatan,
Presiden berlatih tinju bersamanya. Hingga pada suatu ketika di bulan Oktober
2016, Rizal meminta izin untuk libur latihan di bulan Desember 2016. Sebabnya,
Perpani akan menggelar turnamen panah lokal di Bogor.
Namun,
jawaban presiden di luar perkiraannya. "Beliau menyampaikan, saya
ikutan," kata Rizal menirukan presiden.
Mulanya,
dia menganggap angin lalu pernyataan tersebut. Tapi pada sekitar bulan November
2016, mantan Walikota Solo itu menanyakan lagi persiapan lomba. Rupanya, itu
pernyataan yang serius. Perasaan Rizal kala itu campur aduk. Bingung. Turnamen
yang awalnya kecil-kecilan, harus berubah seriring keikutsetaan presiden.
Sejak
saat itu, kesibukannya bertambah. Dia sedikit lebih keras dalam menyiapkan
turnamen. Sadar persiapan tak banyak, turnamen pun diundur pada Januari 2017.
Selain itu, skala pun diperluas. Dengan harapan, peserta semakin banyak,
pengumpulan dana pun bisa semakin mudah. Saat itu, pihak istana juga membantu
sokongan dana dan mencari sponsor.
Di
tengah mempersiapkan turnamen, kesibukan untuk melatih presiden pun jauh
meningkat. Sebab, presiden ingin latihan lebih intens. Bukan hanya di Istana
Bogor, di Istana Merdeka Jakarta, Jokowi juga berlatih di sela-sela
kseibukannya.
Lalu,
apa kesulitannya melatih presiden? Mantan anggota DPRD Kota Bogor itu menyebut
kendalanya ada di psikis. Meski tidak ada larangan, rasa ewuh pakewuh tidak
bisa dibohongi. Sisanya, semua sama saja.
Saat
berlatih, presiden cukup tekun dan pandai mencerna materi. Satu hal yang
membuatnya terkesan adalah ingatannya. Menurutnya, presiden sangat jeli dan
kuat dalam ingatan. Misalnya, pernah suatu kali, alat yang biasa digunakan
dalam masa perbaikan, presiden langsung mempertanyakan hal itu.
"Pernah
peralatan beliau slip, saya kasih yang cadangan. Beliau bilang ini bukan punya saya
nih. Ga biasa. Belum dipakai sudah tahu. Jadi ingatan sangat tajam," kata
dia.
Saat
berlatih, presiden sangat konsisten dengan peralatannya. Jika tidak terpaksa,
tidak mau ganti. Bahkan, saat melakukan aksi panahan dalam peresmian Countdown
Asian Games di Monas Agustus 2017, Presiden masih ingin memakai alat yang
sama.
Selama
berlatih, Rizal mengaku cukup nyaman berinteraksi dengan Presiden. Berbagai hal
banyak dibicarakan dalam kurun waktu sekitar lima bulan itu. Bahkan, presiden
kerap cerita soal berbagai persoalan. Mulai dari soal olah raga, politik, aksi
massa 212 yang kala itu ramai, hingga soal Ahok yang kebetulan teman saya
kuliahnya di Trisaksi. "Beliau pernah menyarankan aktif di politik
lagi," tuturnya.
Kini,
meski sudah jarang latihan, hubungannya dengan presiden masih terjaga. Saat
Kahiyang Ayu menikah, dia ditelpon dan diundang untuk hadir. Bahkan, saat salah
seorang staf pelatih panah melangsungkan pernikahan, giliran presiden yang
hadir.
Menurutnya,
Presiden merupakan sosok yang amat perhatian. Saking perhatiannya, Presiden
pernah membelikan pakaian saat kostum yang digunakan Rizal dinilai tidak
sesuai. "Waktu countdown Asian
Games, saya dibelikan baju. Pas pulang dipantau sampai mana. Itu perhatian
presiden," terangnya.
Kini,
setelah sekian bulan tidak bertemu, dia dan ajudan presiden tengah menyusun
kembali jadwal latih panahan. “Pak Jokowi pernah minta, apabila ke luar kota
dab waktu luang, ingin tetap bisa latihan panahan,” kata dia.
Presiden
Joko Widodo sendiri dalam VLOG-nya sudah membeberkan alasannya suka bermain
Panahan. Menurutnya, banyak manfaat yang didapat dari olahraga yang dianjurkan
dalam agama islam itu. “Perlu konsentrasi, perlu fokus, ada target sasaran. Itu
yang saya senang,” ujarnya. *)
Dimuat di Koran Jawa Pos edisi 20 Maret 2018
Comments