Guppy termasuk jenis ikan mini. Ukurannya hanya 2–6 sentimeter. Meski demikian, berkat penampilannya yang molek, guppy jadi sering dikonteskan. Nah, bagaimana cara merawat guppy agar layak bersaing di ajang adu cantik itu?
---
SALAH satu jenis yang biasa untuk dilombakan
adalah saddleback white mosaic. Keunggulan jenis itu terletak pada bagian ekor
yang memiliki corak atau pola garis tebal seperti mozaik. Selain itu, ia punya
sirip punggung (dorsal) yang menyambung dengan ekor.
Pemilik Mukmin Guppy di Jakarta Barat Ahmad Rifa’i
menyatakan, menyiapkan ikan kontes memang tidak mudah. Bahkan, harus dimulai
sejak pemilihan bibit. Sebab, tidak semua guppy saddleback white mosaic
memiliki postur yang layak kontes. ’’Nggak gampang untuk mendapatkan corak yang
benar-benar rapi. Bisa satu banding sepuluh,’’ ujarnya kepada Jawa Pos. Rapi
yang dimaksud Rifa’i adalah terkait dengan proporsional tubuh.
Untuk kelas mosaic juve misalnya, panjang tubuh ikan
ideal harus dua kali panjang ekor. Artinya, jika ekornya 2 sentimeter, tubuh
idealnya adalah 4 sentimeter. Sementara itu, kelas mosaic mayor, panjang ekor
dan tubuh harus sama atau 1:1. Plus dorsal yang harus menyentuh sepertiga ekor.
Selain itu, ekor wajib sempurna. ’’Biasanya, kolektor mencari jenis mosaic yang
corak ekornya benar-benar rapi dan tebal untuk diikutkan ke kontes,’’ imbuhnya
saat diwawancarai pada Kamis (13/1).
Nah, jika bibit potensial kontes telah didapat, hal
yang juga wajib diperhatikan adalah perawatan dan pemeliharaan. Rifa’i
menjelaskan, bagian utama yang harus dijaga dari guppy saddleback white mosaic
adalah ekor. Bisa dibilang, ekor tersebut adalah mahkotanya. Jika ekor gerepes
atau bahkan sobek, sudah dipastikan ikan itu tidak akan menang kontes.
Untuk itu, tips pertama yang wajib dilakukan adalah
tidak memasukkan ikan lebih dari dua ekor pada akuarium yang sama. Tujuannya,
memastikan adanya ruang ekspresi yang cukup dan tidak padat. ’’Karena kalau
populasi banyak, ikan mudah berebut saat makan dan berpotensi membuat ekor
mudah sobek,’’ tuturnya.
Hal lain yang juga wajib dikondisikan adalah kualitas
air yang baik. Rifa’i menerangkan, kualitas air yang tidak baik rentan
mendatangkan penyakit. Bagi guppy kontes, penyakit yang harus dihindari adalah
finrot yang menyerang ekor. Bila tidak diantisipasi, ekor ikan akan gerepes dan
rusak. ’’Jika sudah terkena finrot, dipastikan ikan tidak bisa diikutkan
kontes,’’ ungkapnya.
Untuk kualitas air, Rifa’i menyebutkan bahwa kolektor
bisa menggunakan air sumur ataupun PDAM. Namun, sebelum digunakan, air
diendapkan 1–3 hari. Kemudian, guna memastikan kualitas terjaga, kita dapat
menggunakan filtrasi dengan menempatkan karang jahe, arang, kapas sedimen, karbon
aktif, dan sebagainya. Bergantung sumber air. ’’Jika ingin lebih bagus, air
endapan diaerasi,’’ terusnya. Aerasi merupakan penambahan udara/oksigen dalam
air.
Selain finrot, ada penyakit lain yang menyerang guppy.
Di antaranya, jamur, gedeg-gedeg, sisik nanas, dan kutu jarum. Agar lebih
maksimal, Rifa’i juga menyarankan pemberian pakan hidup seperti artemia. Sebab,
pakan tersebut relatif steril dan dapat membuat ikan bergerak lebih aktif.
Lalu, bagaimana dengan harga? Sama halnya dengan barang
dagangan apa pun, berlaku prinsip ’’ono rego, ono rupo’’ atau bergantung
kondisi ikan. Untuk kolektor berdompet ’’sultan’’, dia bisa membeli barang
jadi. Artinya, bisa mengoleksi ikan yang sudah terbiasa kontes. Untuk jenis
tersebut, ikan guppy saddleback white mosaic bisa dibanderol hingga Rp 2
jutaan. ’’Apalagi ikannya sudah beberapa kali menang kontes, harganya bisa
berkali lipat,’’ tegasnya.
Namun, pemula dengan modal terbatas bisa memulai dengan
membeli anakan yang potensial. Biasanya lahir dari indukan yang bagus dan
standar ikut kontes. (far/c12/cak)
Tulisan terbuit di Jawa Pos edisi 17 Februari 2022
Comments