Skip to main content

Naning Adiwoso Peduli Sanitasi dan Pembangunan Ramah Lingkungan



Saran agar Naning Adiwoso beristirahat dan meninggalkan kegiatannya tidak datang sekali-dua kali. Sudah berkali-kali keluarga, rekan, hingga dokter memintanya untuk fokus menikmati hari tua dengan lebih banyak beristirahat.

PERMINTAAN yang disampaikan orang-orang terdekatnya bukan tanpa alasan. Maklum, selain usia yang hampir menginjak 80 tahun, kesehatannya juga mulai menurun. Naning pernah tak sadarkan diri saat berkegiatan. Beberapa kali pula Naning terjatuh.

Namun, berulang-ulang disampaikan, berkali-kali pula tidak dihiraukan Naning. Di hari tuanya, dia tetap bersemangat menjalankan aktivitasnya sebagai pegiat lingkungan dan sosial. Alasannya, kepuasan batin. ’’Saya senang melihat orang bahagia saat kita bisa bantu,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos di Jakarta pada Rabu (7/6). Kesempatan itu, baginya, tidak ternilai harganya.

Naning berlatar belakang arsitek. Masa mudanya banyak dihabiskan di Amerika Serikat. Termasuk melanglang buana ke berbagai negara. Di luar negeri, dia terlibat aktif di sejumlah organisasi, khususnya yang bergerak di ranah lingkungan. Bertautan dengan keahliannya di bidang desain bangunan. Jiwa itu pula yang dia bawa saat pulang ke Indonesia.

Kini, ada sejumlah kegiatan yang dia geluti di luar bidang konsultan interior. Di antaranya, Asosiasi Toilet Indonesia yang berfokus pada masalah sanitasi serta Green Building Council Indonesia yang giat mengupayakan pembangunan ramah lingkungan. Keduanya merupakan organisasi nonprofit.

Berbagai gerakan advokasi lingkungan itu digeluti Naning sebagai respons atas kegelisahannya melihat kondisi Indonesia. Urusan toilet, misalnya. Sanitasi di Indonesia masih menjadi persoalan.

Padahal, sebagaimana ramalan pakar dunia, persoalan sanitasi bisa menjadi bencana besar di kawasan Asia-Pasifik, mengingat tren penduduk yang meningkat. Sistem sanitasi yang tidak ideal bisa memicu penyakit yang memengaruhi sumber daya manusia. ’’Kaitannya dengan banyak hal, termasuk kesehatan dan ekonomi. Indonesia bisa tertinggal,’’ tuturnya.

Di Indonesia, asosiasi yang digeluti Naning aktif menyosialisasikan sistem sanitasi yang ramah lingkungan. Salah satu capaian besarnya adalah terlibat dalam mendorong sistem toilet di bandara-bandara yang kini jauh lebih baik dan ramah lingkungan. ’’Toilet di bandara itu salah satu wajah Indonesia,’’ paparnya.

Di ranah sosial pun sama. Terbaru, saat gempa Cianjur tahun lalu, Naning terlibat langsung dalam pembangunan fasilitas air beserta sanitasinya. Dia tak bisa tinggal diam mendengar kondisi para pengungsi dari pemberitaan. Hatinya iba melihat anak-anak terkena penyakit kulit.

Dia memilih datang langsung untuk melihat situasi di lokasi dan berbuat sesuatu. Semua diberikan gratis, berbekal bantuan jaringan pengusaha yang dia miliki. ’’Melihat respons warga yang senang sekali, rasanya ikut bahagia,’’ ungkapnya.

Sementara itu, di Green Building Council, Naning dan rekan-rekannya banyak mendampingi sejumlah proyek pembangunan. Tujuannya agar pembangunan gedung lebih memperhatikan aspek lingkungan.

Selain alasan yang bersifat emosional, konsistensi Naning dalam memberi kontribusi sosial di usia lansia merupakan wujud rasa syukur. Sejak kecil dia diberi akses pendidikan yang baik, bahkan hingga ke luar negeri. Kesempatan yang tidak dimiliki semua orang. Karena itu, dia merasa perlu berbuat lebih dengan menularkan manfaatnya kepada orang lain. ’’Saya beruntung sekali mendapat pendidikan yang baik dari orang tua,’’ ceritanya.

Namun, Naning menyadari bahwa setiap manusia memiliki batas. Kondisi fisik kelak akan menghentikannya. Mengalahkan saran keluarga, bahkan dokter, yang sejauh ini gagal merayunya. ’’Tapi, selagi masih kuat, tak ada salahnya,’’ ucap Naning yang didapuk sebagai Duta Senior Expo 2023.

Sedikit demi sedikit, dia menularkan semangat itu kepada generasi yang lebih muda. Dia berharap, ke depan tetap ada yang meneruskan gagasannya. Meskipun diakuinya, itu bukan hal mudah. ’’Mengubah mindset orang itu tidak mudah,’’ kata Naning yang juga gemar mendaki gunung. (far/c18/nor)


Tulisan tayang di Jawa Pos edisi 11 Juni 2023

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Ikan Arwana untuk Kontes Ala Iseereds Jakarta

Bibit Ikan Arwana Iseereds Jakarta foto Fedrik/Jawa Pos Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan. --- ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin. Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara,

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )  (رواه البخارى) “Aj

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.