Judul : Menembus Koran; Berani Menulis Artikel
Penulis : Bramma Aji Putra
Penerbit : Leutika(Yogyakarta)
Cetakan :Pertama, Mei 2012
Tebal : X + 143 Hlm
Setelah
buku pertamanya yang berjudul Menembus Koran; Cara Jitu Menulis Artikel
Layak Jual mendapat sambutan hangat dari penggila tulis menulis, buku ke
dua Bramma Aji Putra kembali mengudara. Kali ini berjudul Menembus Koran;
Berani Menulis Artikel. sekilas terlihat kembar, tapi sebenarnya beda. Jika
yang pertama banyak berbisaca mengenai teknis penulisan, buku kedua ini pembaca
diajak ke ranah motivasi hingga perasaan seperti cara menciptakan mood menulis.
Kondisi
perasaan seseorang sagatlah sulit dipaksakan. Tapi bukan berarti kita harus tunduk
terhadap perasaan. Asalkan tahu caranya, perasaan sebenarnya masih bisa diarahkan.
Harus diakui, sehebat apapun kemampuan teknik menulis seseorang, tanpa adanya mood
menulis yang baik, sebuah tulisan tidak akan pernah jadi. Ibaratnya, secanggih
apapun komputer jika tidak disetrum dengan aliran listrik akan sama statusnya
dengan komputer rusak yakni sama-sama tidak berfungsi. Begitupun dalam menulis,
mood adalah sumber energi utama dalam menggerakan pena atau jari-jari di
atas keyboard.
Menurunya
mood sendiri biasanya tidak terlepas dari habisnya stock ide dalam
membuat sebuah karya, sehingga tulisan menjadi macet. Satu kondisi yang paling
dibenci penulis. Dalam buku ini, setidaknya ada tiga opsi yang
ditawarkan dalam menyiasatinya: pertama, tulis saja: macet... macet... berulang
kali; kedua, tinggalkan saja untuk rehat sejenak; dan ketiga,
cari bahan referensi sebanyak-banyaknya. Dan pilih yang paling pas dengan
situasi saat itu.
Dalam
bukunya kali ini, Bramma aji tidak melulu mengupas tulisan artikel(opini), tapi
sudah merambah ke dunia resensi. Sebuah model tulisan yang baru dia geluti
sejak tahun 2009. Menulis resensi sendiri bisa dijadikan opsi saat kita
kehabisan gagasan dalam menulis opini. Mengingat resensi tidak begitu memeras
gagasan, tapi hanya sebatas menulis isi buku serta menambahkan kelebihan dan
kekurangan buku.
Seperti
buku pertama, dalam buku ini juga tampilkan beberapa artikel terbaru yang dia
hasilkan. Meskipun pembahasan dalam buku ini tidak dilakukan secara mendalam,
tapi dengan bahasa yang simpel membuat buku ini tetap istimewa.
Yang
pasti, buku ini layak dibaca bagi para penulis lepas yang gemar menyerbu media.
Terlebih bagi yang kerap mengalami problem psikologis dalam menulis. “Karena
menulis salah satu cara agar tetap waras”, begitu kata Bramma Aji Putra.
Comments