Skip to main content

Analisis Headline KOMPAS Edisi Jumat, 22 Maret 2013 Dengan Teori Van Leeuwen


Berita ini berisi tentang peristiwa kebakaran yang terjadi di Gedung Utama Sekretariat Negara pada kamis(21/3) lalu. Judul yang diberikan kompas pada berita ini “Sirine Alarm Tak Berbunyi”. Dari judul tersebut, sangat jelas jika KOMPAS berusaha menggulirkan wacana yang berbau kecurigaan. Karena secara kaidah jurnalistik, judul tersebut tidak merepresentasikan peristiwa secara general, tapi seolah ingin menonjolkan satu sisi dari peristiwa tersebut. Ini yang dikatakan Fowler tentang kosa kata sebagai pertarungan wacana.
Dalam paragraf ke enam, kalimat terakhir dikatakan demikian “Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jendral Putut Eko Bayu Seno di lokasi menyatakan, 30 polisi diperbantukan”. Kata “diperbantukan” sebagai bentuk klasifikasi kosakata sebagaimana yang dikatakan Fowler. Kapolda menggunakan diksi tersebut guna menaikan citra polisi. Mungkin akan berbeda makna jika kata yang digunakan adalah “menjalankan tugas untuk mengamakan peristiwa”

Di awal paragraf ke tiga disebutkan ”oleh 35 unit pemadam kebakaran, api dijinakkan…”. Pemilihan kata “dijinakkan” tentu memiliki pandangan atau kekuatan lain dengan kata “dipadamkan”.  Pemilihan kata dijinakkan dipilih sebagai upaya untuk mengapresiasi kinerja pemadam kebakaran setelah dalam paragraf sebelumnya dikatakan bahwa pegawai dan petugas keamanan tidak mampu melakukan hal tersebut. Mungkin ini yang dimaksud Fowler tentang kosakata sebagai bentuk membatasi pandangan.
Sememtara contoh bentuk kalimat transitif yang dimaksud Fowler ada pada paragraf enam kalimat pertama .”… Pasukan Pengaman Presiden memperketat penjagaan Istana Negara …”. Kata “memperketat” merupakan bentuk kata kerja, dimana menunjukan suatu tindakan yang ditunjukan oleh objek.
Adapun model analisis intransitif dan reasional, sejauh pengelihatan penulis tidak tertera dalam berita ini.

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Ikan Arwana untuk Kontes Ala Iseereds Jakarta

Bibit Ikan Arwana Iseereds Jakarta foto Fedrik/Jawa Pos Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan. --- ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin. Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara,

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )  (رواه البخارى) “Aj

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.