OLEH : FOLLY AKBAR
Dalam penyusunan jurnal ilmiah, ada dua aktivitas kunci yang tidak bisa di pisahkan yaitu penelitian dan menulis. Jika ditimbang, di antara keduanya yang paling memberatkan adalah penelitian. Selain sulit menentukan masalah, pengumpulan bahan yang tidak sedikit, observasi yang menuntut ketelitian ekstra hingga dana dan waktu yang banyak merupakan rangkaian proses panjang penelitian. Tak heran jika intensitas penelitian yang dilakukan civitas akademisi tidak menunjukan peningkatan, karena hal tersebut merupakan momok terus dihindari.
Fakta di atas bukanlah hal yang menggembirakan, karena kita tahu penelitian merupakan tahapan wajib dalam upaya memecahkan sebuah permasalahan. Hal ini sejalan dengan tujuan di adakanya pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan yang natinya berefek pada sejahteranya manusia(memanusiakan manusia). Nah, dengan adanya kewajiban menyusun jurnal ilmiah, semoga budaya penelitian kembali marak di dunia pendidikan sehingga dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat.
Meskipun dari sisi persiapan belum bisa dikatakan maksimal tapi apa gunanya jika kita terus mengeluh, toh tidak akan merubah keadaan mengingat kebijakan tersebut sudah di sahkan. Yang perlu kita lakukan adalah melawan rasa takut serta mempersiapkan sebaik mungkin. Dan satu hal lain yang perlu ditanamkan adalah kita melakukanya tidak sekedar memenuhi kewajiban melainkan sebagai bentuk partisipasi dalam memecahkan permasalahan masyarakat.
Dan ada tanggung jawab yang tidak bisa dilupakan mahasiswa yaitu gelarnya sebagai agent of change, gelar tersebut selalu menuntut mahasiswa untuk selalu berperan aktif dalam menyelesaikan problematika sosial. Metodenya tentu tidak selalu dilakukan dengan demonstrasi turun ke jalan memprotes setiap kebijakan yang merugikan rakyat. Sesekali memberikan solusi melalui sebuah penelitian merupakan cara yang cukup relevan mengingat metode demonstrasi kerap berakhir sia-sia.
Tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, kebijakan ini tentu akan meningkatkan kualitas dosen kita. Kalau dosen membimbing mahasiswanya secara asal-asalan, pasti akan ketahuan dari kualitas jurnalnya. Jadi ada beban moral juga bagi dosen untuk membimbing sebaik mungkin. Coba sekarang kita tanyakan kepada hati kecil kita, adakah dampak buruk dari kebijakan ini? Terkait plagiasi dan kuli tulis, itu adalah realitas mental akademisi kita yang pemalas.
Comments