Skip to main content

Mirip Pendidikan Kolonial


OLEH : FOLLY AKBAR
Pelaksanaan ujian nasional (UN) di tahun ketujuhnya sudah berlangsung serentak di indonesia, baik ditingkat SMP ataupun SMA. UN yang di adakan pemerintah (kemendiknas) merupakan salah satu syarat yang menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa yang mengenyam pendidikan di Indonesia. UN sendiri merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memeratakan kualitas pendidikan di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan pelajaran yang diujikan dan standar nilai minimum yang disamakan. Yang kaya, yang miskin, yang dikota, yang didesa, yang sekolah di RSBI atau yang di sekolah terbuka sekalipun standarnya disamakan.
Ketika standar kelulusan di samaratakan di seluruh Indonesia, tidak peduli dengan kondisi dan masalah yang dihadapi disetiap sekolah khususnya yang di daerah terpencil, lalu kenapa ada sistem kasta dalam pendidikan di Indonesia?. Dimana hak bersekolah tidak disamaratakan, orang kaya bisa sekolah di sekolah bertaraf internasional dengan segala fasilitas yang menunjang, sedangkan orang miskin ditempatkan di sekolah biasa dengan segala keterbatasan yang ada. Kalau kasta dibedakan, kenapa standar kelulusan disamakan? Adakah keadilan dalam sistem pendidikan di Negara Indonesia ini?.
Pendidikan merupakan salah satu hak yang wajib diterima oleh setiap warga Negara sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 dan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu cita-cita bangsa ini. Tetapi upaya yang dilakukan untuk mengkaloborasikan keduanya tampaknya masih jauh dari kata adil, padahal dalam pancasila sila kelima dikatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Sistem pendidikan dewasa ini, mengingatkan kita untuk kembali menengok sejarah, dimana di zaman Belanda terjadi diskriminasi yang mengakibatkan orang miskin tidak memperoleh hak mendapat pendidikan dimana hanya orang kaya dan terhormat yang berhak sekolah. Memang di zaman sekarang orang miskin bisa sekolah, akan tetapi hanya di sekolah pinggiran, sedangkan sekolah berkualitas hanya untuk orang kaya karena memang orang miskin tidak mampu mengaksesnya dikarena biaya yang mahal.
Jadi bisa dikatakan yang membedakan sistem kasta pendidikan di zaman Belanda dengan zaman sekarang hanya bentuk riilnya saja,  akan tetapi mempunyai sifat dan tujuan yang sama, yakni mencetak orang kaya untuk lebih pintar dibandingkan orang miskin. Alhasil, yang kaya  dipermudah untuk terus kaya dan yang miskin disulitkan untuk merubah nasibnya. Karena semua menyadari bahwa pendidikan adalah salah satu untuk menghindari kemiskinan.
Tentunya hati kecil kita menangis melihat ketidakadilan tumbuh subur di dalam aspek vital, seperti pendidikan. Untuk keluar dari kondisi ini, diperlukan kesadaran setiap pihak untuk kembali berpegang teguh kepada pedoman bangsa ini. Sebagaimana yang tercantum dalam pancasila dan UUD 1945,bahwa tidak ada sistem kasta dalam memperoleh hak di Negara ini, semua warga Negara memiliki hak yang sama tak terkecuali hak untuk memperoleh pendidikan.
Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat rubik “Swara Kampus” edisi Selasa 10 Mei 2011(Tembus Kedua)

Comments

Popular posts from this blog

Menyiapkan Ikan Arwana untuk Kontes Ala Iseereds Jakarta

Bibit Ikan Arwana Iseereds Jakarta foto Fedrik/Jawa Pos Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan. --- ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin. Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara,

Hadits-hadits Dakwah

  Kewajiban Dakwah 1)       مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرٍ فَاعِلِهِ (رواه مسلم) “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” 2)       مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . ( وراه صحيح مسلم) Rasulullah pernah bersabda: “ Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman ” HUKUM BERDAKWAH 1)       اَنْفِذْ عَلَى رَسُلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ اُدْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بـِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ فِيْهِ فَوَاللهِ لِأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ )  (رواه البخارى) “Aj

Ayat dan Hadits Tentang Komunikasi Efektif

Bab I Pendahuluan Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).  Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.